Tiga bulan sudah berlalu sejak pernyataan cinta Christian terhadap sahabatnya, Sabina. Dan hari ini, ia telah memutuskan untuk berbicara kembali pada gadis itu.
Ia hanya ingin dirinya dan Sabina tetap bersahabat seperti dulu. Ketika ia mengrim pesan kepada gadis itu bahwa ia ingin bertemu sepulang sekolah di Kemang Cafe, tempat pertama mereka bertemu di luar sekolah.
“Halo, Sa.”
“Hai.”
“Maaf kalo kemaren-kemaren sikap gw bener-bener kekanakan. Soalnya gw butuh waktu yang emang sedikit lama si buat bisa nerima kalu lu gak suka gw.”
“Iya, gak apa-apa. Gw bisa ngerti kok.”
“Terus gw harap kita tetep bisa sabatan Sa. Lu mau kan tetep jadi sahabat gw?”
“Ya iyalah Christ, masa gak mau.”
Mereka pun kembali bersenda gurau seperti biasanya. Ternyata semudah itu ya menyelesaikan masalah, jika kita mencoba untuk ikhlas.
Sabina yang biasanya pulang bersama Wonho pun sudah member pesan bahwa hari ini pria itu tidak perlu mengantarnya karena ia akan bertemu sahabatnya terlebih dahulu.
Sesampainya di depan gedung penthouse Sabina, Crist membuka pintu mobilnya dan ikut turun juga untuk mengantar gadis itu sampai ke dalam loby.
“Makasih ya Sa, karena lu udah mau maafin gw dan mau juga sahabatan lagi sama gw.” Tiba-tiba memeluk gadis itu, walaupun sebenarnya ia tidak ada maksud lain selain memberikan pelukan sebagai seorang sahabat.
Hal yang tidak terduga adalah ketika Christian memeluk Sabina, Wonho melihat kejadian itu. Dan ia segera melewati keduanya dan masuk ke dalam lift.