Semenjak hari disaat Chris menghibur Lia. Sekarang gadis itu sudah tidak terlalu canggung lagi dengan keberadaannya. Contohnya saja hari ini. Gadis itu kembali datang ke rumahnya.
Ya tentu bukan untuk menemuinya, melainkan adiknya. Awalnya, tidak tau kenapa ia merasa sedikit iri dengan adiknya tersebut. Karena Lia terlihat bisa banyak berbicara dengan adiknya bahkan mereka saling tertawa.
Tapi untung sepuluh menit kemudia, datang seorang perempuan lagi. Yang Chris yakini pasti merupakan gebetan adiknya itu. Jadi ia merasa sedikit lega karena mengetahui bahwa setidaknya Lia bukanlah milik adiknya.
Tunggu dulu. Mengapa ia harus lega? Mengapa juga ia tidak senang melihat kedekatan adiknya dan gadis itu. Sepertinya ia sudah gila. Bagaimana nanti jika teman-temannya mengatainya pedofil.
Tidak tidak. Tentu ia bukanlah pedofil. Lagipula jarak unurnya dengan Lia hanya berbeda dua tahun. Itu tidak terlalu jauh kan. Tunggu lalu kenapa kalau beda dua tahun? Apa yang ingin dia lakukan dengan gadis yang lebih muda darinya itu?
Ia merasa pikirannya sudah sangat tidak jelas. Rasanya semua bercampur aduk. Dia bahkan tidak mnegerti lagi apa yang daritadi telah ia pikirkan.
Akhirnya ia memilih untuk memulia percakapan dengan gebetan adiknya itu. Kapan lagi kan ia dapat menjahili adiknya yang super duper menyebalkan itu hahaha.
"Halo. Nama kamu siapa?" Ucapnya terhadap gebetan adiknya itu.
Sebenarnya ia menggunakan aku-kamu karena ia ingin terlihat sopan di depan Lia. Ah, kenapa dia jadi memikirkan gadis itu mulu si.
Lia sendiri sedikit terkejut karena Chris menggunakan aku-kamu ketika mengajak Yuna berbicara. Dulu terhadapnya saja ia pertama kali berbicara dengan lu-gw. Tunggu kenapa ia harus peduli dengan apa yang Chris lakukan.
"Yuna Talita kak."
"Oo yuna. Cantik ya namanya."