Sabina's Dream

Jennifer Halim
Chapter #28

Bab 28

Sekarang sudah jam tujuh malam. Akhirnya mereka semua memilih untuk menyudahi pembelajaran mereka. Romanov langsung menuju kamar kokonya. Ia izin untuk mengambil kunci motornya.

"Woi. Lu mau anterin si Lia gak?"

"Mau." Jawabnya cepat tanpa ia sadari.

"Eh maksud gw. Ya lu kan harus anterin gebetan lu. Kasian kan kalo si Lia pulang sendiri."

"Ah, banyak alasan lu. Bilang aja emang pengen. Udah sana cepet ke bawah. Untung si papa punya motor dua. Ada fungsinya juga sekarang."

"Iya hehe." Ia segera turun ke bawah tentu tidak lupa membawa kunci motor kesayangannya.

"Yuk aku anter Li."

"Hah? Gak usah kak. Aku bisa pulang sendiri kok. Kan kakak tau kalo rumahku juga daerah sini."

"Ya tapi tetep aja. Bahaya tau kalo cewe kayak kamu jalan sendiri malem-malem gini. Tau kan lagi banyak banget kasus pelecehan. Malah kamu badannya kecil gini lagi. Pasti gak bakal bisa ngelawan, ntar gimana kalau kamu kenapa-napa. Karena kamu sekarang di rumah aku. Kamu tanggung jawabku. Ok? Udah yuk."

Ia langsung menggadeng tangan Lia. Ia sendiri bingung. Mengapa ia sering sekali memaksa gadis ini untuk menurutinya. Ah sudahlah, yang penting maksudnya itu baik.

Sedangkan adiknya dan juga Yuna sudah pergi terlebih dahulu. Tentu saja itu terjadi karena ada adegan Lia yang menolaknya dan adegan ia menceramahi gadis itu.

Romanov-Yuna

"Itu koko kamu beneran abis patah hati, Ron?"

"Iya na."

"Tapi kok dia kayak happy happy aja. Gak keliatan sedih gitu. Bukannya kalo orang patah hati biasanya sedih gitu ya nangis nangis?"

"Ya gak tau. Tapi yang jelas dia gak mungkin nangis depan kamu sama Lia kan? Masa banyak orang kayak tadi dia nangis? Kalo dia nangis paling tunggu dia sendirilah."

Inilah yang ia sukai dari Yuna. Gadis itu sangat polos. Kadang saking polosnya sampai terlihat seperti orong bolot. Eh maaf Yuna, bukannya mau ngatain tapi itu memang kenyataan si hehe. Ya, justru karena itu kan lu suka dia karena polos-polos imut gitu deh. -Pikir Romanov yang sudah sangat absurd.

"Tapi Ron, koko kamu cakep ya hehe. Tinggi banget lagi."

Waduh gawat nih. Jangan-jangan Yuna tertarik sama koko gw. Gak bisa gw biarin nih. -Pikir Romanov.

Lihat selengkapnya