🍁
Alvaro dan Aleta sudah berada di depan pintu ruangan kepala sekolah. Alvaro mengetuk pintu ruangan itu. Beberapa detik kemudian pintu itu terbuka menampakkan kepala sekolah yang bernama Pak Adi.
"Silahkan masuk," perintah Pak Adi dengan nada tegasnya.
Aleta tersenyum. "Iya Pak," Aleta beralih menatap Alvaro, "Al, kamu boleh kok langsung ke kelas kamu, kamu gak usah nungguin aku di sini," ujar Aleta.
Aleta duduk berhadapan dengan Pak Adi, Aleta memain-mainkan jari-jari tangannya karena saat ini ia sangat gugup. Hanya ada keheningan di ruangan Pak Adi, Pak Adi menatap Aleta dengan tatapan yang tak terbaca.
"Kamu seneng kan bisa sekolah di sini?" tanya Pak Adi.
Aleta menegakan tubuhnya. "Iya Pak, saya sangat senang bisa sekolah di sini. Makasih ya Pak karena Bapak sudah memberikan saya beasiswa sekolah di sini," jawab Aleta tersenyum.
Aleta menatap Pak Adi dengan tatapan bingung. Pak Adi tersenyum tapi bukan senyum ramah yang diperlihatkan Pak Adi justru ia menyunggingkan senyum sinis pada Aleta.
"Dengar saya baik-baik, saya tidak mau kamu membuat masalah di sekolah ini. Kalau kamu dibully itu bukan urusan saya, lagian saya yakin tidak akan ada yang mau membela kamu, kamu memang pantas untuk dibully. Saya cuma mau memanfaatkan kepintaran kamu saja, selebihnya saya tidak perduli. Mengerti!" tegas Pak Adi.
Perasaan Aleta seperti tersayat-sayat, dia tidak menyangka kepala sekolah akan berkata seperti itu padanya. Kenapa semua orang pasti merendahkannya? Apakah mereka tidak bisa menghargai perasaan Aleta yang selalu terluka ketika orang-orang merendahkannya.
"Sudahlah, sekarang kamu boleh keluar dari ruangan saya. Saya tidak mau berlama-lama bersama orang miskin seperti kamu, bisa-bisa ruangan saya banyak kumannya. Sana pergi. Kamu masuk kelas IPA 3 cari saja sendiri kelasnya," usir Pak Adi.
Aleta tidak mampu berucap sepatah katapun, saat ini hatinya cukup terluka karena perkataan Pak Adi. Aleta berdiri dari duduknya lalu ia melangkah keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Aleta tersentak saat mendapati Alvaro masih menungguinya di sini. "Al, kamu gak ke kelas?" tanya Aleta.
Alvaro tersenyum tipis saat melihat Aleta sudah keluar dari ruangan Pak Adi. "Gue nungguin lo, kepala sekolah ngomong apa aja ke lo? Dia gak ngomong yang aneh-aneh kan?" selidik Alvaro.
"Hmm... Gak kok Al. Kepala sekolah cuma ngomong kalau aku gak boleh buat masalah selama sekolah di sini. Udah itu aja kok," terang Aleta.
Aleta tidak mau menceritakan semuanya pada Alvaro, cukup dia dan Allah saja yang tau bagaimana perlakuan Pak Adi terhadapnya.