π
Ketiga cewek itu keluar dari wc. Mereka melihat Alvaro berdiri membelakangi mereka.
Salah seorang dari mereka mendekati Alvaro. "Al," sapa Mia.
Alvaro menoleh sekilas. "Apa?" sahut Alvaro.
Mia tersenyum senang saat Alvaro menyahuti ucapannya. "Al, aku pengen pulang bareng kamu deh. Kamu mau kan pulang bareng aku?" tanya Mia. Ia yakin Alvaro tidak mungkin menolak ajakannya.
"Maaf, gue gak bisa," tolak Alvaro.
"Kenapa? Nanti aku gak tau harus pulang sama siapa Al, mobil aku lagi di bengkel terus supir aku juga gak bisa jemput. Anterin aku pulang ya Al, plisss...." mohon Mia.
Alvaro melirik Mia yang terlihat sedih saat ia menolak ajakannya. Mia memegang lengan Alvaro. "Aku mohon Al, pulang sama aku ya," pinta Mia sambil menampilkan puppy eyesnya.
Mia terus saja membujuk Alvaro agar Alvaro mau pulang bersamanya. Tapi sayangnya Alvaro selalu menggelengkan kepalanya pertanda dia menolak ajakan Mia.
Aleta menghentikan langkahnya saat ia melihat Alvaro sedang bicara dengan Mia.
Teman Mia yang bernama Rahel mendekati Aleta. "Lihat, mereka cocok banget kan. Mia udah bilang sama lo kalau Alvaro tuh milik dia. Lo sadar diri deh sampah kaya lo gak pantes buat Alvaro," bisik Rahel memanas-manasi Aleta.
Alvaro menoleh ke belakang lalu ia tersenyum saat ia melihat ada Aleta di belakangnya.
Mia menghembuskan napas kasar. Ia kesal saat melihat Alvaro memperlihatkan senyumnya pada Aleta padahal jarang sekali Alvaro memperlihatkan senyumnya pada orang-orang termasuk dirinya.
Mia memundurkan langkahnya laluΒ ia menjambak rambut Aleta. "Pasti gara-gara si miskin ini kan kamu nolak ajakan aku Al!" kesal Mia.
Alvaro menepis tangan Mia kasar dari rambut Aleta. "Lo apa-apaan sih!" bentak Alvaro. Rahangnya mulai mengeras, ia tidak suka jika ada yang berani menyakiti Aleta.
"Pergi dari sini!" usir Alvaro dengan nada tegasnya.