Sad Girl

Neng Jihan
Chapter #11

🍁{Chapter 10}🍁

🍁

Bel pulang sekolah berbunyi di seluruh penjuru sekolah. Siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Guru sudah keluar dari kelas Aleta dan siswa-siswi di kelas Aleta mulai meninggalkan kelas satu persatu.

Aleta memasukan alat tulisnya ke dalam tasnya. "Ta, gue pulang duluan ya. Lo hati-hati pulangnya," ujar Kyra.

Kyra beranjak pergi tapi Aleta mencekal pergelangan tangannya. "Kamu juga hati-hati ya pulangnya Ra," sahut Aleta tersenyum.

Kyra mengangguk, dia pergi meninggalkan Aleta. Di kelas hanya tersisa Aleta dan Laura. Saat Aleta berdiri, Laura malah mendorongnya hingga punggungnya terbentur kursi.

Laura menatap Aleta sinis lalu ia menjambak rambut Aleta. "Gue gak suka lo sekolah di sini miskin, harusnya orang miskin kaya lo tuh ngemis aja bukannya sekolah!" cetus Laura.

"Lo cuma sampah di sini, gak akan ada yang menanggap lo sebagai manusia di sini karena lo itu miskin! LO MISKIN DAN LO GAK PANTAS BUAT HIDUP! SAMPAH!" lanjut Laura.

Aleta hanya diam merasakan rasa sakit karena rambutnya dijambak dengan kasar oleh Laura.

Laura menjauhkan tangannya dari rambut Aleta lalu ia beralih menarik kerah seragam Aleta. "LO DENGER GUE GAK SIH! LO TUH MISKIN, SAMPAH, GAK PANTES BUAT HIDUP! MATI SANA!" teriak Laura.

Laura mendorong Aleta dengan kasar sampai Aleta terduduk di lantai. Aleta memandangi sorot tajam mata Laura kelihatan sekali kalau Laura sedang marah.

Laura jongkok di depan Aleta lalu ia menampar pipi Aleta. "Lo harus pindah dari sini kalau lo gak mau lebih menderita lagi. Mending lo ngemis aja sana," ujar Laura sinis.

Aleta mulai merasakan perih di pipinya. "Emang aku salah ya sekolah di sini? Aku kan cuma mau ngejar cita-cita aku yang pengen jadi dokter," lirih Aleta.

Laura tertawa dengan keras seakan-akan perkataan Aleta itu lucu.

Laura menekan kedua pipi Aleta menggunakan tangan kanannya. "Apa lo bilang! Pengen jadi dokter? lo gila ya! Lo tuh cuma orang miskin, orang miskin kaya lo tuh gak mungkin jadi dokter. MIMPI!" ejek Laura.

"Harusnya lo sadar diri kalau lo itu cuma sampah. Ngehayal tuh jangan ketinggian bangsat!" lanjut Laura sambil menoyor kepala Aleta.

Laura kembali menampar pipi Aleta lalu ia berdiri berbalik pergi meninggalkan Aleta yang masih terduduk di lantai.

Lihat selengkapnya