🍁
Tasya telah selesai mengompres pipi Aleta yang lebam. "Udah selesai," ujar Tasya.
Aleta tersenyum tipis pada Tasya. "Makasih ya," ucap Aleta.
Tasya membalas senyuman Aleta. "Sama-sama," jawab Tasya.
Alvaro berdiri di samping Aleta lalu ia mengelus pucuk kepala Aleta. "Pulang yuk," ajak Alvaro.
Aleta mendongakkan kepalanya agar bisa menatap Alvaro. "Ayo," Aleta berdiri dari duduknya sekali lagi ia mengucapkan terimakasih pada Tasya.
"Sya, kita pulang duluan ya," ujar Alvaro.
Tasya mangangguk lalu tersenyum. "Hati-hati ya," ucap Tasya.
Aleta tersentak saat tiba-tiba Tasya memeluknya. Tasya mengelus punggung Aleta. "Gue yakin lo pasti kuat ngadepin semuanya, semoga lo betah ya sekolah di sini," gumam Tasya.
Tasya hanya ingin menyemangati Aleta. Tasya bisa menebak kalau hari-hari yang Aleta lalui pasti sangat berat.
Aleta tersenyum tipis lalu ia membalas pelukan Tasya. "Makasih," ujar Aleta tulus.
Aleta bersyukur karena di sekolah ini masih ada orang-orang yang bersikap baik padanya seperti Alvaro, Kyra, dan juga Tasya.
Aleta dan Alvaro berjalan beriringan menuju parkiran. Aleta melirik tangannya yang digenggam oleh Alvaro.
Aleta masih bertanya-tanya apa Alvaro tidak merasa jijik selalu menggenggam tangannya?
Mereka telah sampai di parkiran. Alvaro meninggalkan Aleta sebentar untuk mengambil motornya.
Aleta memandangi sekolahnya yang tampak mulai sepi, ada juga beberapa orang yang sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Alvaro memberhentikan motornya di samping Aleta. "Neng cantik ikut Abang yuk," ajak Alvaro sambil mengedipkan sebelah matanya.