🍁
Aleta telah selesai bekerja, dia baru saja bisa pulang pukul sembilan malam. Aleta menggerak-gerakkan lehernya, ia merasa lelah seteleh bekerja.
Aleta memasuki gang munuju ke rumahnya. Dia menatap sekelilingnya yang tampak sangat sepi, tidak ada satu orangpun yang lewat gang itu.
Aleta terus melangkah tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki seseorang.Saat dia membalikan badannya tidak ada orang di belakangnya. Aleta kembali melangkah, dia berjalan dengan langkah cepat.
Aleta takut ada orang yang berniat jahat padanya. Aleta kembali mendengar suara langkah kaki. Perasaannya sudah tidak enak, Aleta terus melangkahkan kakinya dengan cepat.
"Aleta," panggil Kyra. Aleta menolehkan kepalanya, dia menghembuskan napas lega setelah melihat Kyra di belakangnya.
Aleta bersyukur karena ada Kyra, tapi ia merasa aneh kenapa malam-malam begini Kyra bisa ada di sini?
Kyra melangkahkan kakinya agar lebih dekat dengan Aleta, Kyra tersenyum pada Aleta. Aleta membalas senyuman Kyra.
Aleta tersentak saat tiba-tiba Kyra menjambak rambutnya dengan kasar. Kyra tertawa pelan melihat ekspresi Aleta yang terlihat kesakitan, Kyra terus menguatkan jambakannya.
Aleta merintih kesakitan, dia tidak mengerti kenapa Kyra tega melakukan semua ini padanya.
Aleta mencoba menjauhkan tangan Kyra dari rambutnya tapi hasilnya nihil karena tenaganya tidak cukup kuat untuk melepaskan cengkraman tangan Kyra dari rambutnya.
"Sa-kit Ra," rintih Aleta pelan.
Kyra tertawa pelan mendengar suara Aleta yang tampak kesakitan. Kyra semakin menguatkan jambakannya sampai ada rambut Aleta yang rontok di tangannya.
"Asal lo tau, gue benci banget sama lo! Gue jijik banget sama orang miskin kaya lo!" ungkap Kyra.