🍁
Aleta sudah hampir sebulan berada di rumah sakit karena luka-lukanya belum sembuh total.
Aleta bersyukur karena ada beberapa guru yang mau menjenguknya dan membawakannya makanan walaupun tidak ada teman yang menjenguknya kecuali Alvaro. Aleta sadar diri kalau ia tidak punya temen di sekolah, hanya Alvaro temannya.
Alvaro tidak pernah absen untuk menemani Aleta setiap hari. Jam menunjukan pukul sembilan pagi, Aleta sendirian di ruangannya karena Alvaro sedang sekolah, Oma juga harus mengurus Reyhan di rumah.
Aleta meminta bantuan suster untuk mengantarnya ke taman, dia ingin menghirup udara segar. Aleta sangat bosen berdiam diri di dalam ruangannya.
"Makasih udah nganterin aku ke taman Sus, Suster pergi aja," ucap Aleta lembut.
Suster itu mengangguk mengerti. Suster itu mengulurkan tangannya mengelus rambut Aleta. "Ya udah, Suster pergi ya. Kamu baik-baik di sini kalau minta apa-apa minta aja sama Suster lainnya yang ada di sini," terang suster itu.
Aleta mengangguk mengerti. Memang banyak suster-suster yang sedang berada di taman untuk beristirahat.
Aleta melihat sekeliling taman rumah sakit yang dipenuhi pepohonan dan bunga-bunga yang sangat cantik.
Aleta tersenyum saat melihat bunga-bunga yang sangat cantik. Aleta bersyukur karena masih bisa melihat keindahan dunia.
Tiba-tiba ada anak kecil perempuan yang menghampirinya. Anak kecil itu tersenyum. "Hai Ka, nama aku Alya. Nama Kaka siapa?" tanya Alya.
"Nama Kaka Aleta," balas Aleta. Alya meronggah saku baju rumah sakit yang sedang ia kenakan.
Aleta tersenyum ketika Alya memberikannya permen coklat. Aleta mengelus rambut Alya. "Makasih Alya," ucap Aleta.
Alya tersenyum lebar. "Sama-sama Ka. Dimakan ya Ka coklatnya, itu coklatnya enak banget loh Ka. Coklat itu kesuksesan aku," jelas Alya.
"Iya, Kaka pasti makan kok coklatnya Alya. Orang tua Alya mana? Kok Alya sendirian di sini?" tanya Aleta Penasaran.