🍁
Aleta membuka matanya perlahan-lahan. Ia menatap sekelilingnya yang tidak ia kenal, ada dimana dia sekarang?
Aleta tersentak ketika melihat Mia berdiri tidak jauh darinya. Mia melangkah mendekati Aleta sambil membawa pisau kecil.
"Hai, miskin," sapa Mia sambil tersenyum lebar.
"Kenapa aku ada di sini?" tanya Aleta.
"Tadi malem gue culik lo kesini, lo tau? Tangan gue udah gatel banget pengen nyiksa lo," terang Mia.
Aleta merintih pelan ketika Mia melukai pipinya dengan ujung pisau. Aleta menatap Mia. "Aku salah apa sama kamu? Kenapa kamu mau nyakitin aku?" tanya Aleta.
Mia semakin mempertipis jaraknya dengan Aleta lalu ia membenturkan kepala Aleta ke dinding yang ada di belakang Aleta. "Karena lo, JELEK! MISKIN! CACAT! MATI LO MATI!" Mia terus membenturkan kepala Aleta ke dinding.
Aleta merasakan kepalanya mulai pening karena Mia terus membenturkan kepalanya ke dinding. "Aku moh-on cuk-up," ucap Aleta pelan.
Mia menatap Aleta tajam lalu ia menggoreskan ujung pisaunya ke dahi Aleta sampai membentuk gelombang. "Apa lo bilang?! Cukup?! BAHKAN GUE BELUM NYIKSA LO TAPI LO MALAH BILANG CUKUP! GILA LO!" Lo yang gila Mia!
Mia menarik tangan kanan Aleta lalu ia melirik Aleta. "TANGAN LO JELEK BANGET SIH MISKIN! JELEK! JELEK! JELEK! JELEK!" teriak Mia sambil menyayat-nyayat tangan Aleta.
Mia merasa kesal karena tangan Aleta tidak mengeluarkan darah gara-gara luka bakar itu, ia menyayat-nyayat tangan Aleta lebih dalam agar tangan Aleta mengeluarkan darah. "Gue mau hias tangan lo biar makin jelek," ucap Mia pelan.