🍁
"Aku mau ke Oma Al," pinta Aleta tapi Alvaro selalu menolak permintaannya.
"Gak Ta, lo gak bisa pergi dengan keadaan lo yang kaya gini. Dokter Milka kan udah mau kesana, kita berdoa aja ya semoga Oma baik-baik aja," ucap Alvaro.
Aleta menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak Al, aku mau ketemu Oma. Oma pasti lagi kesakitan banget, aku mohon Al aku pengen ketemu Oma," pinta Aleta lagi.
Sebenarnya Alvaro tidak tega melihat Aleta yang terus memohon padanya untuk bertemu Oma, tapi ia tidak mungkin mengijinkan Aleta karena keadaan Aleta masih belum membaik dan Aleta baru selamat dari kematian.
Aleta menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu ia menangis, ia mengingat saat melihat Oma ditusuk oleh seseorang. Aleta merasa tidak berguna karena tidak bisa melindungi keluarganya sendiri. "Oma pasti baik-baik aja kan Al? Aku takut Al, aku takut," ucap Aleta pelan.
Alvaro menyenderkan kepala Aleta di dada bidangnya. Alvaro mengelus-elus rambut Aleta. "Oma pasti baik-baik aja Ta," ujar Alvaro.
Aleta menangis dengan keras. Ia sangat takut kehilangan Oma, ia sangat menyayangi Oma. "Aku takut Al, aku takut. Kalau Oma pergi gimana? Aku gak mau kalau itu sampe terjadi Al. Aku udah kehilangan Ibu sama Ayah aku, aku gak mau kehilangan Oma, aku gak mau," terang Aleta.
Alvaro menghembuskan napas pelan, jujur saja ia juga khawatir dengan keadaan Oma. Aleta sudah menceritakan segalanya padanya, ia sudah menghubungi polisi untuk menangkap Mia, ia tidak menyangka Mia akan sekejam itu hanya karena mencintainya.
"Gue yakin Oma baik-baik aja, Oma pasti kuat," ucap Alvaro.
"Ya Allah, aku mohon jangan ambil Oma, aku masih butuh Oma, aku pengen bahagiain Oma. Aku pengen Oma ngeliat aku sukses," batin Aleta.
Milka sudah sampai di depan rumah Aleta. Ia memasuki rumah Aleta, Milka terkejut saat melihat Oma terbaring lemah di lantai dengan selimut yang menutupi badannya.
Milka melirik Reyhan yang sedang memeluk Oma sambil menangis. "Oma bangun dong, jangan lama-lama tidurnya," ucap Reyhan.
Niki melirik Milka. "Kamu siapa?" tanya Niki pada Milka.