🍁
Reyhan sedang berbaring di kasurnya, ia menatap langit-langit kamarnya. Sekarang kamar yang ia tempati begitu besar dibandingkan kamarnya yang dulu, tapi ia lebih nyaman dengan kamarnya yang dulu karena begitu banyak kenang-kenangannya bersama Oma dan Aleta.
Niki masuk ke dalam kamar Reyhan sambil membawa nampan yang berisi nasi goreng dan juga susu untuk Reyhan. "Reyhan, sarapan dulu yuk," ucap Niki sambil mendekati Reyhan.
Niki menaruh nampannya di atas nakas lalu ia duduk di kasur Reyhan. Niki mengelus rambut Reyhan. "Ayo sarapan Reyhan," ucap Niki lagi.
Reyhan mendudukkan tubuhnya. "Tante, Ka Aleta ada dimana ya? Kenapa Ka Aleta sampe sekarang belum jemput Reyhan?" tanya Reyhan.
Niki hanya diam, ia sudah tahu tentang keadaan Aleta dari Milka, dan ia dilarang untuk memberitahukan keadaan Aleta pada Reyhan karena takut Reyhan akan sedih mendengarnya.
"Reyhan mau ikut Tante ke taman gak?" ajak Niki.
Reyhan tersenyum lebar lalu ia mengangguk. "Mau Tante, Reyhan pengen banget ke taman," ucap Reyhan bersemangat.
Niki tersenyum tipis lalu ia mengambil piring yang berisi nasi goreng di atas nakas. "Tapi sebelum ke taman Reyhan sarapan dulu ya," Niki menyodorkan sesendok nasi goreng ke arah mulut Reyhan.
Reyhan membuka mulutnya lalu ia memakan nasi gorengnya. Setelah selesai sarapan Reyhan langsung bersiap-siap untuk ke taman bersama Niki.
Reyhan berjalan kaki ke taman bersama Niki, Niki sudah menawarkan untuk naik mobil saja tapi Reyhan menolaknya karena tamannya tidak terlalu jauh dari rumah Niki.
Saat sudah sampai di taman Reyhan langsung bermain dengan anak-anak yang lainnya juga. Niki duduk di kursi panjang yang disediakan di taman.
Niki tersenyum tipis saat melihat Reyhan yang tampak sangat bahagia bisa bermain dengan anak-anak lain.
Seseorang duduk di samping Niki sambil membawa sebotol minuman dingin. Orang itu tersenyum tipis. "Waktunya dia ngerasain penderitaan," batin orang itu.