🍁
Alvaro langsung khawatir ketika mendengar kabar kalau Reyhan menghilang, ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Reyhan.
"Al," panggil Aleta. Aleta bisa melihat wajah Alvaro yang tampak tengah mencemaskan sesuatu, "Kamu kenapa?" tanya Aleta.
Alvaro melirik Aleta lalu tersenyum. "Gak ada apa-apa Ta," jawab Alvaro, ia tidak ingin membuat Aleta cemas dan memperburuk keadaan Aleta.
"Assalamu'alaikum," ucap Gisel dan Airin yang merupakan teman sekelas Aleta. Kini teman-teman sekelas Aleta sering sekali menjenguk Aleta untuk menemani Aleta.
"Wa'alaikumussalam," jawab serempak orang yang ada di dalam ruangan itu.
Gisel dan Airin melangkah mendekati Aleta dan Alvaro. "Lo udah baikan Ta? Luka-luka lo masih sakit ya?" tanya Gisel.
Aleta tersenyum tipis. "Aku udah mendingan Kok, lukanya gak sesakit yang kemarin-kemarin," balas Aleta.
Gisel dan Airin senang mendengarnya kalau Aleta sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. "Ini kita bawa cemilan buat lo Ta," ucap Airin sambil menaruh sekantung pelastik penuh yang berisi cemilan.
"Makasih ya Gisel, Airin," ucap Aleta tulus.
"Ta, gue keluar sebentar ya," ujar Alvaro. Ia harus mencari Reyhan tanpa sepengetahuan Aleta.
"Gisel, Airin, gue titip Aleta ya, tolong jagain Aleta bentar," pinta Alvaro yang langsung diangguki oleh Gisel dan Airin.
Saat Alvaro mau melangkah keluar tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruangan. Aleta, Alvaro, Gisel, dan Airin terkejut ketika mendapati Mia dan juga Reyhan.
Aleta terkejut ketika melihat perban di tangan dan kaki Reyhan, ia yakin itu pasti ulah Mia. Aleta segera turun dari kasurnya dibantu oleh Gisel dan Airin.