🍁
Tanpa terasa sudah setahun berlalu setelah kejadian itu, Aleta kini menjalani hari-harinya dengan bahagia karena sudah mempunyai banyak teman, mempunyai Ibu angkat yang sebaik Milka, lalu bersama kembali dengan Reyhan, dan juga memiliki Alvaro di sisinya.
Kini ia juga sudah bisa berjalan setelah belajar berjalan selama beberapa bulan. Alvaro selalu menuntunnya ketika ia belajar berjalan, ketika ia akan terjatuh Alvaro akan langsung memeluknya lalu memberikannya semangat.
Kini ia berada di luar kelas memandangi langit yang tampak mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Aleta tersenyum tipis ketika tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang, sudah ia tebak orang yang memeluknya itu pasti adalah Alvaro.
Tebakannya itu benar, Alvaro memeluk Aleta dari belakang lalu ia menaruh dagunya di bahu Aleta. "Kenapa di luar? Di luar dingin Ta mending masuk ke kelas," ucap Alvaro pelan.
Alvaro sudah memutuskan untuk pindah ke kelas yang sama dengan Aleta karena ia ingin terus menjaga Aleta, ia tidak akan membiarkan siapapun lagi melukai kekasihnya.
Alvaro melepaskan pelukannya lalu ia beralih ke depan Aleta, ia melepaskan jaketnya lalu ia memasangkan jaketnya ke tubuh Aleta. Ia melipat lengan jaketnya yang tampak kebesaran di tubuh Aleta.
"Gue gak mau kalau lo sampe kedinginan," jelas Alvaro.
Aleta tersenyum menatap Alvaro. "Makasih Al," ucap Aleta tulus.
"Kalian tetep aja romantis ya padahal udah lama kenal, bikin orang iri aja deh," sahut Dewi yang kini berdiri di samping Aleta.
"Ekh katanya guru bakal rapat jadi kita bebas mau ngapain aja," sahut Ratna.
Teman-teman sekelas Aleta kini sudah berkumpul di depan kelas. "Gimana kalau misalnya turun hujan kita hujan-hujanan sama-sama," saran Aleta pada teman-temannya.
Teman-temannya langsung menyetujui ucapan Aleta. "Bener tuh kata Aleta, gue setuju banget," sahut Amel.
"Ide bagus Ta, gue setuju banget, pasti seru banget kalau hujan-hujanan sama-sama ya kan," ucap Dewi.
Aleta menatap Alvaro dengan senyuman lebarnya. "Kamu setuju kan Al?" tanya Aleta.