🍁
Aleta terbangun dari tidurnya, jam menunjukan pukul lima pagi. Aleta segera mandi dan bersiap-siap memakai seragam sekolahnya.
Hari ini, hari pertama Aleta masuk sekolah. Aleta bersyukur bisa mendapat beasiswa di sekolah terbaik di kotanya. Aleta baru menginjak kelas 10 SMA. Aleta berharap di sekolah ia dapat mempunyai teman karena dari kecil Aleta tidak pernah mempunyai satupun teman.
Setelah selesai bersiap-siap Aleta langsung melangkah ke dapur, ia akan memasak sarapan untuknya, Reyhan, dan juga Oma.
Saat di dapur Aleta hanya melihat satu telur dan nasi yang sedikit, Aleta hanya bisa menghembuskan napas kasar. Kapan kehidupannya akan berubah?
Aleta memasak nasi goreng. setelah selesai memasak, Aleta pergi ke kamar Oma dan juga Reyhan untuk membangunkan mereka.
Aleta menggoyang-goyangkan lengan Oma pelan. "Oma, bangun. Aleta udah nyiapin sarapan buat Oma," ujar Aleta.
Aleta beralih ke kamar Reyhan yang ada di sebelah kamar Oma. "Reyhan, bangun yuk sarapan," ucap Aleta.
Oma dan Reyhan sudah bangun dari tidurnya. Reyhan mengerjapkan matanya beberapa kali, ia masih mengantuk. Oma berdiri dibantu oleh Aleta. Aleta, Oma, dan Reyhan berjalan beriringan ke ruang makan.
"Aleta, kamu gak sarapan?" tanya Oma saat melihat hanya ada dua piring yang ada di atas meja makan.
"Aleta udah sarapan duluan tadi Oma," balas Aleta tersenyum.
Aleta berbohong. Dia sudah terbiasa seperti ini. Aleta lebih mementingkan Oma dan Reyhan dibandingkan dirinya sendiri. Aleta tidak peduli jika dirinya tidak makan berhari-hari yang terpenting baginya Oma dan Reyhan bisa makan.
Aleta melirik jam dinding. "Oma, Aleta berangkat sekolah dulu ya," ucap Aleta.
Aleta memakai sepatunya, sapatu yang sudah tidak pantas untuk dipakai, tapi Aleta juga tidak punya uang jika harus membeli sepatu yang baru.
"Iya, hati-hati ya Aleta," sahut Oma.