Sad Girl

Neng Jihan
Chapter #51

🍁{Chapter 50}🍁

🍁

FLASHBACK ON

Saat Alvaro baru sadar dari komanya ia langsung menyebut nama Aleta. "Aleta," gumam Alvaro.

Maria mengepalkan kedua tangannya kesal, kenapa Alvaro selalu saja memikirkan Aleta bahkan saat baru sadar dari komanya.

"Ma, dimana Aleta?" tanya Alvaro.

Maria molongos malas, ia menyilangkan tangannya di depan dada. "Bisa gak sih kamu gak usah sebut nama wanita itu! Mama muak dengernya! Gara-gara dia kamu jadi kaya gini, gara-gara dia Mama hampir kehilangan kamu!" omel Maria.

Alvaro tersentak mendengar ucapan Maria, yang ia tahu Maria sangat menyukai Aleta dan menyayangi Aleta tapi kenapa tiba-tiba Maria seperti ini?

"Apa maksud Mama? Aleta gak salah apa-apa Ma, dia juga korban," bela Alvaro.

"Kamu selalu saja bela wanita itu walaupun kamu udah celaka gara-gara dia! Cukup Alvaro! Mama gak mau kamu inget-inget dia lagi, kamu harus lupain Aleta dan mulai mencintai Rin," ucap Maria.

"Apa maksud Mama aku harus mecintai Rin? Bukannya Mama pernah bilang kalau Rin itu sepupu jauh aku?" tanya Alvaro yang tidak mengerti dengan ucapan Maria.

"Rin bukan sepupu kamu tapi dia calon istri kamu. Mama mau kamu nanti nikah sama Rin, mulai sekarang kamu harus jauhin Aleta, dan mulai mencintai Rin," perintah Maria.

"Gak Ma! Gimana bisa aku jauhin orang yang aku sayang dan orang yang paling pengen aku lindungin di dunia ini!" tolak Alvaro cepat.

Maria menghembuskan napas kasar, ia sudah menduga Alvaro akan seperti ini. Maria mengambil pisau yang tergeletak di atas nakas di samping brankar Alvaro.

Maria mendekatkan pisau itu ke arah lehernya. "Kalau kamu gak mau jauhin Aleta lebih baik Mama mati aja. Buat apa Mama hidup kalau anak Mama sendiri udah gak mau nurutin apa kata orang tuanya."

Alvaro tersentak ketika melihat Maria melukai lehernya sendiri. "Stop Ma! Oke, aku bakal jauhin Aleta!" ucap Alvaro cepat.

Maria tersenyum senang mendengarnya, ia segera menjauhkan pisau tadi dari lehernya. "Gitu dong, kalau kamu deketin Aleta Mama gak akan segan-segan melukai Aleta dan membunuh diri Mama sendiri," ancam Maria.

Lihat selengkapnya