🍁
"Aleta, bangun Sayang," Milka sudah mencoba membangunkan Aleta beberapa kali tapi Aleta tetap tidak bangun, sepertinya Aleta kelelahan karena tadi malam menyiapkan surprise ulang tahun untuk Reyhan.
Aleta membuka matanya perlahan-lahan, ketika bangun tidur ia langsung ingat kalau ini adalah hari senin. Aleta tersentak ketika melihat jam yang menunjukkan pukul tuju pagi, kalau begini ia bisa telat.
"Huaaa... Mama, Aleta telat, Aleta mandi dulu ya," ucap Aleta lalu ia bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi Aleta segera memakai pakaian sekolahnya, Aleta melihat di ruang makan sudah ada Reyhan dan Milka. "Ma, Dek, aku berangkat sekolah dulu ya," ucap Aleta.
"Ekh, sarapan dulu Aleta," peringat Milka.
Aleta mengambil roti yang diolesi selai di atasnya. "Aleta makan ini aja, Aleta udah telat Ma," sebelum pergi Aleta mengecup pipi Reyhan dan juga mencium punggung tangan Milka.
"Assalamualaikum," ucap Aleta ketika mau pergi.
"Waalaikumussalam. Hati-hati Ka!" ujar Reyhan dengan suara yang sedikit meninggi agar Aleta dapat mendengarnya.
Aleta merasa lega karena ia tidak telat, tapi sebentar lagi upacara akan segera dimulai. Aleta buru-buru ke kelasnya, Aleta mencari topinya di dalam tas tapi tidak ketemu. "Aduh, topinya ketinggalan lagi," gumam Aleta.
"Aleta, kenapa?" tanya Jingga teman sekelasnya.
"Ini topi aku ketinggalan di rumah," jawab Aleta.
"Kayanya bukan cuma topi lo deh yang ketinggalan Ta, tapi juga dasi lo," sahut Dewi.
Aleta menepuk jidatnya, bagaimana ini? Sudah pasti ia akan kena hukum kalau tidak memakai topi maupun dasi.
"Mau pake dasi sama topi gue gak Ta," tawar Laura.