Sadar

Oleh: budi setiawab

Blurb

Senja
"Hai" sapa seseorang pada Aca yang sedang duduk di taman, lalu duduk di sampingnya.
"Hmm" jawab Aca yang langsung bergeser, membuat jarak antara orang itu dan dirinya.
"Kenapa harus di buat jarak? Kamu tidak nyaman dengan keberadaan ku?" tanyanya, Aca menoleh dengan bibirnya yang masih menempel roti yang di sodorkan tangannya.
"Ya" jawabnya singkat, lalu mulai mengunyah makanan itu. Aca kembali fokus pada buku bacaannya, ia tidak suka berbasa-basi dengan orang lain.
"Kamu menarik, aku suka." ucap orang itu lagi
"Cih, aku tidak." jawab Aca tanpa menoleh
"Hanya kamu satu-satunya gadis yang tidak peduli dengan keberadaan ku, apa kamu tidak tau siapa aku?" tanya nya, Aca memutar malas bola matanya.
"Tidak tau dan tidak mau tau, emang penting? Ada untungnya ga kalo aku tau?" tanya Aca, sembari membalik kertas yang ia baca.
Orang itu tersenyum, senyuman yang sangat jarang di perlihatkan pada orang lain.
"RAKAAAA.... WOOYYY, BURUAN KE LAPANG." teriak seseorang dari arah sebrang lapang, ia menoleh dan mengangkat ibu jarinya.
"Aku ke sana ya, kamu mau nonton aku main basket ga?" tanya nya, Aca menggelengkan kepalanya.
'Banyak bett dah bacotnya ni laku.' Aca bangun dari duduknya, karena roti yang sedang ia makan sudah habis. Sekalian ia juga hendak masuk kelas, lelah mendengar ocehan pria di sampingnya. SKSD banget...
Saat Aca hendak melangkah, Raka memegang pergelangan tangan Aca. Aca yang tidak suka di sentuh, langsung memutar tangan dan memelintir tangan Raka.
"AAHH"
"Aku tidak mengenalmu, dan tidak ingin. Jadi jangan coba-coba dekat dan menyentuhku, AKU SANGAT TIDAK MENYUKAINYA." Aca menghempaskan tangan Raka dengan kasar
"Cih, lemah" ucap Aca seraya melangkahkan kakinya, meninggalkan Raka yang memegang pergelangan tangannya yang memerah.
"Menarik, aku pastikan kamu akan menjadi milikku." ucap Raka bergumam, ia pun bangun dari duduknya hendak menyusul teman-temannya di lapangan.
.
.
BRUK
"Sori sori... gue bantu beresin bukunya." ucap Aca, yang tidak sengaja menabrak siswi lain. Karena terus menggerutu saat jalan tadi, dan menundukkan kepalanya.
"Tidak apa-apa" jawab siswi itu, Aca menatapnya
Gadis yang ia tabrak, terlihat culun. Kacamata yang cukup tebal, rambut di kepang dua. Tapi... cantik
"Ini, sekali lagi maafkan aku ya. Aku tadi melangkah, tidak memperhatikan jalan." ucap Aca lagi
Gadis itu menegakkan kepalanya dan membetulkan letak kacamatanya, ia melihat gadis cantik di depannya. Wajahnya blasteran, rambunya yang di ikat 1 menambah kecantikan Aca.
"Tidak apa-apa, lagipula hanya buku yang jatuh. Tidak dengan tubuhku, yang ikut tergeletak di lantai." ucap gadis itu tersenyum
'MANIS dan MENGGEMASKAN'
"Kamu anak kelas mana, kenalkan aku Aca?" tanya Aca
"Aku kelas IPA xx, kamu anak baru itukan? Aku Senja" tanya nya seraya menyebutkan namanya, Aca mengangguk cepat
"Aku di kelas IPA xx, wajahmu mengingatkan ku pada seseorang. Tapi siapa ya?" Aca memutar bola matanya, sembari berpikir.
Sedangkan gadis yang bernama Senja menunduk, menahan senyumnya. Tentu saja dia mirip dengan seseorang, lah wong dia adiknya. Tapi tak ada yang tau, dan baru kali ini ia mendapatkan gadis yang menyadari kemiripan mereka.
Siapa hayoh?
Yup... Senja adalah adik kandung dari Narendra Putra Abimana, pewaris daru keluarga Abimana. Dan ia juga merupakan salah satu guru di sekolah ini, yang mana seorang guru yang akhir-akhir ini mengerjai Aca.
"Sudah tak perlu di ingat-ingat, bukankah kamu tau bila di dunia ini ada 7 orang yang dilahirkan dengan wajah yang sama." ucap Senja, agar Aca tidak terus memikirkan hal itu
"Kamu benar, mungkin aku pernah melihat kembaranmu itu di lain tempat. Kamu mau kemana?"
"Ke perpustakaan" jawab Senja
"Aku ikut, bel masih cukup lama." balas Aca, Senja mengangguk. Aca bahkan dengan sukarela membantu Senja, membawakan separuh bukunya. Mereka membicarakan banyak hal, seputaran pelajaran.
Senja kagum dengan Aca, karena apa pun yang ia tanyakan. Aca mampu menjawabnya, bahkan dengan penjelasan yang singkat dan padat.
Sesampainya di perpustakaan, Senja menaruh buku-buku yang ia dan Aca bawa di atas meja. Lalu mereka memilih untuk mencari meja kosong, Senja sangat suka berbicara dengan Aca. Ia merasa sedang berbicara, dengan perpustakaan berjalan. Senja bertanya banyak hal, bahkan pertanyaan yang sebenarnya tidak ada di buku pelajaran.
"Kamu mengetahui banyak hal, bukankah itu sangat hebat. Kenapa kamu tidak mengambil akselerasi? Kamu pasti sudah menjadi salah satu mahasiswi kebanggan, otakmu benar-benar... WAAAHHH... DAEBAK"
'Pantas saja abang tertarik pada gadis ini, karena selain cantik. Aca juga sangat luas wawasannya, sangat pintar. Aca juga sangat baik, mungkin ia tipe gadis yang baik dengan orang-orang yang menurutnya nyaman.' gumam Senja dalam hati
"Kamu terlalu memuji, aku hanya suka membaca. Jadi memiliki jawaban, di setiap pertanyaan yang kamu ajukan." jawab Aca, tersenyum kikuk
'Bagaimana aku tidak tau, apa yang kamu pelajari. Sudah aku kuasai sebelumnya, bahkan sangat mudah untukku.' ucap Aca dalam hati
"Apa kamu mau mengajariku, bila lain waktu aku bertanya padamu?" Aca mengangguk
"Tentu saja, kita bisa belajar di perpus atau di taman." jawab Aca, Senja tersenyum senang
"Terima kasih" ucap Senja tulus
Mereka melanjutkan tanya jawab, yang menurut mereka seru.
.
.
"Kamu sedang PDKT dengan murid baru itu?" tanya Dewa, Raka mengabaikan pertanyaan temannya
"Aku yakin, dia tidak bisa menaklukan gadis itu. Secara ia sangat dingin pada pria, jangankan pada kaum adam. Dengan teman-teman perempuan di kelasnya saja, ia seperti menjaga jarak." ucap Mario, ia melemparkan bola ke arah Ring
"Masuk, yesss"
"Kamu benar, aku sangsi bila Raka bisa mendapatkan siswi baru itu." ucap Angga, yang menangkap bola tersebut
"Ck, tunggu saja. Aku pasti bisa membuatnya bertekuk lutut padaku" ucap Raka percaya diri, lalu ia menghentikan gerakannya.
Saat melihat Aca yang berjalan di samping lapang, bersama Senja. Terlihat wajah Aca semakin cantik, karena ia tengah tertawa di sana.
"Ngapa sih lo, ayo main." ajak Dewa
Melihat temannya tidak bergerak, Dewa dan yang lain ikut ke arah pandangan Raka.
"Buuseeettt, cantik bet dah itu cewek pas ketawa gitu." ucap Mario
"Pantes aja kemarin, gue liat pak Naren ngerjain dia. Gue yakin, pak Naren ada hati ma tuh cewek" ucap Angga, Raka langsung menoleh padanya.
"Ini hanya tebakan gue aja, emang lu pada pernah liat pak Naren deket ma cewe? Walau orang liat tuh cewe kaya lagi di tindas, tapi gue yakin kalo dia ada ketertarikan sama itu cewek. Siapa namanya?" lanjut Angga
"Cassandra, panggilannya Aca." jawab Dewa
"Kok lu tau nama dia?" tanya Mario
"Taulah, kemarin di Dio yang cerita. Gue juga yakin, pak Naren ada hati ma tuh cewek." jawab Dewa
Wajah Raka berubah datar, ia langsung melempar bola ke sembarang arah dan pergi meninggalkan teman-temannya. Moodnya anjlok seketika...
"Ngapa tuh anak?" tanya Dewa
"Paling juga cembokur, siapa yang bisa lawan pak Naren?" jawab Angga
****************

Lihat selengkapnya