Safis

Shin-Shin
Chapter #9

Mulai Latihan

Mulai hari ini, kami bertujuh tidak ikut kelas seperti biasanya. Kami juga harus sudah di Akademi satu jam lebih awal dari jadwal sekolah biasanya. Kami dilatih oleh Pak Kepala Akademi dan Nyonya Grees di lereng gunung latihan.

Terkadang kami juga berkunjung ke divisi-divisi untuk mendapat pengarahan tertentu sesuai karakter Tsa masing-masing. Jadwal latihan kami sampai satu jam sebelum matahari terbenam. Tapi bukan hanya kami bertujuh saja yang dilatih, teman satu angkatan kami pun mendapatkan pelajaran dan jam praktek tambahan setelah kelas reguler.

Kami diberikan latihan yang berbeda sesuai bakat masing-masing. Berhubung bakat istimewaku belum juga ditemukan, aku berlatih apa saja yang dapat kukuasai. Maka tidak heran kalau aku selalu lebih lelah daripada teman-teman setimku, karena elemen yang dapat kukuasai cukup banyak.

Orang yang paling bahagia mengikuti latihan khusus ini adalah Vyen. Ia sangat menyukai segala jenis hewan dan tumbuhan selama mereka tidak membahayakan dirinya. Bakat yang ia miliki sangat sesuai dengannya. Selain itu, ia tak perlu mengikuti pelajaran Nyonya Stolma. Setiap harinya Vyen disuruh pergi bersemedi di hutan. Ia dianjurkan juga untuk bersemedi di sungai dan danau. Vyen juga rajin pergi ke peternakan, kandang binatang, bahkan sangkar-sangkar binatang buas seperti ular dan beruang.

Awalnya Vyen takut, namun tidak lagi setelah ia mampu untuk meyakinkan hewan-hewan itu bahwa ia tidak berbahaya bagi mereka, juga bukan makanan mereka. Aku sedikit iri melihatnya yang justru senang sekali berlatih.

Kalau Devas, latihan yang ia jalani sangat keras. Hal itu sesuai dengan karakter bakatnya yaitu api dan petir. Untuk memperbesar apinya, ia dilatih oleh ayahnya sendiri dari divisi api. Devas sudah bisa menyemburkan api dari tangannya sejauh lima meter. Devas juga mampu membuat api di suatu titik dimana matanya berkonsentrasi. Untuk bakat listriknya, Devas bahkan bisa membuat petir. Itu adalah hasil pertapaannya di bawah naungan hujan deras akhir-akhir ini demi mendapatkan ikatan dan energi dari petir.

Metode latihan Wiluto lebih asyik lagi. Ia diwajibkan berlari menghindari penghalang-penghalang yang sudah dipasang sambil menghilang sekali-sekali. Ia benar-benar butuh konsentrasi yang tinggi. Sempat Wiluto lalai, ia akan menabrak penghalang yang ada sebelum dapat menghilang. Hal ini juga dilakukan untuk memperlincah Wiluto menggunakan bakatnya. Akhirnya Wiluto sudah mampu berlari sambil menghilang dan muncul dimana-mana dengan sangat cepat dan lincah.

Wiluto juga mempunyai bakat pendamping, yaitu angin (Aerokinesis). Ia melatih bakatnya agar dapat membuat badai baik dari yang kecil sampai yang besar. Percuma juga kalau ia bisa menghilang dengan lincah tapi tidak punya kekuatan untuk menyerang. Dengan kekuatan anginnya, ia bisa mengalahkan musuh dengan telak setelah menghindari senrangan mereka.

Wujud roh Anrer sudah dapat bertahan sampai satu minggu tanpa putus koneksi dengan raganya. Seperti Vyen, ia juga rajin bermeditasi. Latihannya terlihat seperti bukan latihan. Setiap harinya Anrer hanya diperintahkan untuk tidur. Padahal, kami semua juga tahu kalau bakatnya adalah yang paling sulit dan paling berisiko. Anrer bisa mati hanya karena tidak kembali ke raganya. Namun dengan tubuh rohnya, ia bisa bergerak dengan sangat cepat, terbang, dan melayang. Rohnya dapat merasuki dan mengendalikan tubuh orang lain. Rohnya tidak akan merasa sakit meski dipukul, dibakar, atau ditebas pakai pedang. Bila Anrer berniat jahat, bakatnya ini akan sangat berguna.

Hasora si ahli air juga mengalami kemajuan pesat. Sebelumnya ia hanya bisa menghasilkan air satu kolam ikan dengan semua tsa dalam tubuhnya. Ia pun kembali mengalami latihan militer seperti dulu. Hasora diperintahkan dengan hormat untuk berlari sepanjang dua puluh km, naik-turun tangga akademi dari lantai satu sampai lantai lima delapan kali, dan berenang selama tiga jam setiap hari. Aku merasa sedikit kasihan kepadanya kalau melihat latihan yang ia jalani. Aku juga memiliki bakat air walau sedikit, namun aku tidak diwajibkan melakukan latihan seperti Hasora.

Dengan latihan yang keras, dua minggu kemudian Hasora sudah mampu membuat sungai sendiri. Bila ia mengeluarkan air dari tangannya, ia sudah dapat membuat air terjun setinggi sepuluh meter dengan lebar dua meter.

Kalau Keynan, ia merasa sudah sangat akrab dengan tanah. Ia menceritakan kepada kami kalau dulu ia sangat suka dan sering bermain tanah, lumpur, dan pasir. Pak Kepala dan Nyonya Grees tertawa saja mendengar ceritanya. Nyonya Grees memutuskan bahwa latihan Keynan adalah ikut menambang emas dan logam berharga lainnya bersama para penambang dari Kasta Voteis. Menurut Nyonya Grees, ia akan menambah ikatannya dengan elemen tanah dengan cara seperti itu. Selain ikut menambang, Keynan juga diharuskan untuk bersemedi di tempat itu.

Setelah dua minggu, ia mampu membuat bangunan dari tanah sebesar Asrama Safis.

Melihat kemajuan pesat tim kami hanya dalam dua minggu, ditambah bantuan dari divisi-divisi Safis, peperangan dengan makhluk apapun sepertinya sanggup kami menangkan. Apalagi bila strategi dan kerjasama kami sangat bagus. Xue sekali pun pasti akan kalah dalam waktu yang singkat.

Sementara itu, Oracle Aly terus menerus mempertajam perasaannya terhadap masalah ini dengan harapan dapat mengetahui keterangan tambahan, terutama soal waktu. Aku mengetahuinya karena aku sering mengunjungi Oracle Aly. Kunjunganku adalah bagian dari latihan. Pak Kepala dan Nyonya Grees mencoba metode ini dengan harapan agar bakat meramalku muncul lebih cepat. Mereka ingin agar Oracle Aly memperlihatkan petunjuk untuk menemukan bakat istimewa yang ada padaku.

Hingga dua minggu kemudian, Oracle Aly belum dapat menemukan petunjuk apapun mengenai perang ini. Namun, beliau menemukan satu petunjuk mengenai bakat istimewa milikku. Oracle Aly mengatakan kalau ia mendapatkan ramalan ini saat tengah malam ketika bulan mati. Oracle Aly memberitahuku kalimat yang ia dapatkan. Bukannya mendapat pencerahan, aku justru semakin gelap tentang bakat istimewa tersebut saat mendengar petunjuk itu. Petunjuk itu hanya empat kalimat ini :

“Bakatnya adalah apa yang ada dalam dirinya.”

 

 

Pernah pada suatu waktu kami mendapat kunjungan dari Nefelodis yang tak lain dan tak bukan adalah Pak Aluki dan tujuh orang muridnya. Sepertinya Pak Kepala juga sedikit terkejut dengan kunjungan mereka. Aluki beralasan kalau ia ingin melihat kemajuan dari tim Pak Kepala. Saat mereka datang ke tempat latihan, aku baru saja kembali dari hutan untuk melatih aquakinesis. Tepat saat melewati jalan yang sama saat aku dikejar kambing sebulan lalu, terlihat sebuah siluet seseorang berjalan di hadapanku. Tentu saja aku terkejut setengah mati saat tahu siapa orang tersebut.

“Ka... Kau? Ngapain kau kesini? Mau membunuhku, ya?” tanyaku dengan waspada.

“Darimana saja kau? Kami datang berkunjung untuk melihat kalian sungguh latihan atau tidak,” jawabnya acuh.

Lihat selengkapnya