Saga dan Senja

Kartika kurniati
Chapter #1

Bab 1

Tidak disangka hal ini akan terjadi padanya. Selama ini Senja kira ia sudah berbakti sebagai seorang putri dari ibu tunggal yang bekerja di perusahaan pengiriman barang. Ayahnya sudah meninggal dari semenjak ia berumur lima tahun. Ibunya, Helen mengasuhnya sendirian sebagai ibu tunggal. Senja dari kecil sudah belajar mandiri, mengurus dirinya sendiri agar tak merepotkan ibunya.

Namun ternyata ibunya punya kehendak lain, punya masa depan yang disusunnya sendiri. Ibunya akan menikah lagi dengan pria yang bernama Adam. Adam merupakan teman lama ibunya. Mereka kebetulan telah bertemu ketika reuni berlangsung. Bukannya Senja tidak setuju hanya saja ia kesulitan menerima orang baru.

"Besok, kita diundang buat makan malam sama teman papah kamu," pembicaraan ini lumayan asing. Mereka diundang oleh orang baru yang mungkin tidak mereka kenal secara dekat.

"Siapa Ma?"

"Om Herman, dia teman papahmu sejak kuliah. Kemarin mamah gak sengaja ketemu dia waktu ada acara perusahaan. Besok dia mengajak kita buat makan malam."

"Dalam rangka apa?"

Ibunya agak lama menjawab."Ya pengen makan malam aja. Papah kamu punya jasa yang besar dalam hidupnya."

Senja cuma mengangguk paham tanpa menyela. Toh semua ini hanya makan malam biasa tanpa dia tahu kalau mamahnya menyimpan maksud lain.


**

Makan malam diadakan di sebuah restoran ternama dengan menu oriental. Makanan sudah dipesan sebelum Senja datang. Om Herman yang dimaksud terlihat sangat ramah. Teman lama papahnya itu membawa istrinya ikut serta.

"Senja Sekarang kesibukannya apa?"

"Kuliah Teknik kimia. Senja sudah semester akhir," jawab Helen bangga.

"Kalau gak salah usia kamu gak jauh kan dari anak Om. Usia kamu 20an tahun ya?"

"Memang Senja baru berusia dua puluh tahun. Dia ikut kelas percepatan pas waktu SMA. Kuliah aja dia dapat beasiswa walau gak penuh juga."

"Wah hebat sekali."

Istri Herman bernama Dewi yang malah bersungut-sungut. "Buat apa sih pinter kalau akhirnya cuma berkutat sama dapur dan anak."

"Loh ibu yang pintar akan melahirkan anak-anak yang cerdas. Pondasi mendidik anak tuh ada di ibunya. Jangan kayak Saga yang gak tahu mau apa dan jadi apa. Di mana sih anak kesayanganmu itu. Jam segini belum nongol."

Lihat selengkapnya