“Dan hendaklah mereka (perempuan), menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya )” Q.s An-Nur.
***
“Hhhhh...”
Viga menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya, berusaha keras melerai ragu yang masih tak mereda. Ia memberanikan diri melangkah melewati kerumunan, hari itu seisi bumi Viga merasa jadi makhluk terasing di Bumi.
“Viga!”
Hati Viga terhentak seseorang berseru memanggil namanya seketika langkahnya terhenti. Viga terdiam untuk beberapa saat, tepat dihadapannya seorang laki-laki menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, tatapan yang jutsru mengerikan dimata viga. Detik berikutnya suara tawa laki-laki itu menyembur keras, membuat ketakutan viga akhirnya benar-benar terjadi.
“huahahah, Vig lo hahahaha....”
Ali tak bisa mengendalikan dirinya untuk menertawakan Viga, suara tawa Ali yang keras seketika menjadikan Viga pusat perhatian sekelilingnya beberapa orang diantaranya bahkan ada yang ikut tertawa dan itu adalah hal yang paling viga benci.
“Vig lo sehat kan?” Ali mendekat hendak menyentuh kening Viga, namun Viga menepisnya dengan kasar
“Terus aja ketawa!” Seru Viga kesal, namun Ali masih tak bisa menghentikan tawanya.
“Lo habis makan apa sih, sejak kapan lo pake kerudung kaya gini?” Ali menarik-narik ujung kerudung Viga yang terdiam merasakan hatinya terbakar.
“Difikir-fikir kaya siapa yah?” Ali menyentuh dagunya dengan jari telunjuk seolah-olah tengah berfikir
“ah! Lo mirip kaya bu haji daging hahahaha.” Ali kembali terbahak sembari memegangi perut begitu puas ia menertawakan Viga.
“Gak lucu!” Bentak Viga, suara Viga menggema tak hanya berhasil menutup mulut Ali namun juga membuat orang-orang disekitarnya ikut terdiam. Viga yang semula hendak memarahai Ali lalu ikut terdiam merasa kembali tersudut menjadi pusat perhatian namun kemudian ia tak tahan saat mendapati Ali kembali menertawakannya.
“Emang salah kalau gue pake kerudung? Gue berubah itu salah?” Viga nampak kesal.
“Ya gak salah sih, tapi ada angin apa lo tiba- tiba kaya gini?” Ali kembali menjawil kerudung Viga.
“Angin tornado! angin apa - angin apa gue gak suka sama pertanyaan lo.” Seru Viga marah, Ali terdiam sejenak menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemarahan Viga kali ini tak bisa dibendung.
“Ya udah sorry gue gak maksud kok ngetawain lo kelepasan aja tadi.” Ali tersenyum garing.
“Kelepasan tapi keterusan,” Ucap Viga datar, Ali kembali nyengir.