Sahabat Bukan Mahram

Asih Ati
Chapter #4

4. Rasa dan Lara

Jatuh cinta adalah siksaan yang paling menyakitkan juga nikmat yang paling indah

 

———Vigli.Story———

“Khadijah, kamu penah jatuh cinta gak sih?” Viga bertanya dengan nada sedikit berbisik, Khadijah yang sedang fokus membaca buku seketika terdiam.

           Tak ada kebisingan yang terdengar meski kala itu mereka tak hanya berdua, beberapa orang terlihat tengah duduk tak jauh dari Viga dan Khadijah, ada yang yang membaca buku, mengerjakan tugas, berdiskusi ringan, juga mengerjakan aktifitas lainya, beberapa orang pun terlihat berlalu lalang diantara rak-rak buku besar.

 Dihari yang sama Khadijah dan Viga memang tengah berada di Perpusatakaan, dahulu mereka memang sering berkunjung namun kemudian jarang semenjak sibuk dengan beberapa kegiatan kampus dimana Khadijah dan Viga memang cukup aktif dalam beberapa kegitan organisasi mahasiswa, Kala itu mereka memiliki waktu yang cukup senggang sembari mengerjakan tugas kuliah.

“Kok tiba-tiba nanya kaya gitu?” Khadijah balik bertanya.

           “Yah gak papa, nanya aja sih. Soalnya kamu lempeng aja gitu gak pernah keliatan lagi jatuh cinta.” Khadijah tertawa.

           “Kata siapa, aku ini lagi menjalankan banyak cinta kok.”

“Serius?” Mata Viga membulat.

 “Iyah Cinta pada Allah, pada Rasul, pada keluarga, pada sahabat.” Ucap Khadijah membuat ekspresi wajah Viga berubah.

“Bukan yang itu, maksud aku cinta pada yang bukan mahram.” Khadijah terkeukeuh.

“To the poin aja, kamu lagi jatuh cinta sama siapa?”

“Yee, aku kan nanya kamu?” Viga berseru.

“Ssssstttttttt, kita lagi diperpus.” Khadijah mengangkat telunjuknya mendekatkan pada bibir memberi isyarat untuk memelankan suara, sontak Viga segera menutup mulut matanya menoleh kesana-kemari melihat sekeliling takut ada yang terganggu beberapa orang memang terlihat menatap padanya, Viga mengangguk meminta maaf, mereka lalu tertawa lirih.

“Aku juga manusia Viga, pasti pernah jatuh cinta tapi balik lagi sama tujuan hidup kita, cinta yang mana yang harus kita kejar.”

“Yang mana memangnya?”

“Cinta yang Allah ridhai, Tugas kita cuma satu sebetulnya mencintai Allah yang hak, yang lainnya nomor sekian.”

“Iyah sih, tapi kamu gak takut gitu susah dapet jodoh? Kalau kaya gitu bukannya kaya menutup diri gak sih.”

“Menutup diri gimana?” Tanya Khadijah.

“Kalau kita jatuh cinta atau ada seseorang yang suka sama kita nih, dan kita menghindar bukannya nanti jadi susah dapat jodoh ya?”

Lihat selengkapnya