Sahabat Bukan Mahram

Asih Ati
Chapter #11

Jangan pacaran

Pagi menjelang siang, sinar matahari terpantul dari jernihnya air kolam, angin menelisik membuat dedaunan hijau seolah menari, burung-burung berkicau terbang dibirunya langit, hari itu kampus terasa lebih teduh.

“Khadijah, emang bener yah islam itu melarang pacaran?” Tanya Viga, ia membuka mukena yang ia kenakan, mereka baru saja usai melaksanakan sholat duha.

Sholat Duha kini menjadi kebiasaan baru untuk Viga, jika ada waktu senggang disela-sela kuliahnya ia dan Khadijah akan menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat Duha. Bisa dibilang Khadijah adalah sahabat Viga yang membawa vibes positif, Khadijah yang memang lebih memahami mengenai agama sudah terbiasa melaksanakan sholat Duha, dan yah kebiasaan itu akhirnya menular pada Viga.

Walau bukan waktu sholat namun hari itu masjid tak lenggang, ada banyak mahasiswa dan mahasiswi yang ternyata juga melakukan hal yang sama, membiasakan diri untuk melakukan ibadah sunnah disamping kewajibannya, Viga merasa tersentuh betapa beruntungnya ia menjadi salah satu bagian dari orang-orang yang Allah beri petunjuk.

Khadijah sejenak terdiam, Wajahnya yang teduh lalu terseyum.

“Dalam islam sebetulnya gak ada sih ayat Qur’an atau hadist yang menjelaskan secara langsung tentang larangan pacaran, tapi ada satu ayat Qur’an yang memerintahkan kita untuk menjauhi perzinahan coba deh menurut kamu pacaran itu apa sih manfaatnya?” Viga sejenak berfikir, berdiskusi dengan Khadijah memang selalu berhasil memantik nalar Viga.

“Aku sih ngerasa gak ada manfaatnya selain ujung-ujungnya putus ya walaupun ada juga yang sampe menikah, mungkin pacaran itu semacam kaya mengenal kali yah.” Jawab Viga.

“Dengan berduaan-duaan, berdekat-dekatan, berpegangan tangan layaknya suami istri padahal bukan, itu lah yang disebut mendekati zinah, mendekatinya aja udah dilarang apalagi melakukannya.” Jelas Khadijah

“Terus kalau kita jatuh cinta, apa yang harus kita lakukan?”

“Ya menikah.”

“Tapi kan kita gak mungkin langsung menikah gitu aja dong, harus ada tahap perkenalan supaya kita gak salah pilih kan.”

“Maka dari itu islam memberi solusi dengan jalan taaruf’.” Jelas Khadijah, Viga sejenak terdiam.

“Taaruf?”

“Iyah, taaruf yaitu proses mengenal.”

“Bedanya sama pacaran apa?”

“Bedanya, tujuan taaruf itu jelas salah satunya yaitu untuk menikah, ada cara dan ketentuan bahkan waktunya, sedangkan pacaran itu hanya hubungan yang didasari rasa suka, yang belum tentu berakhir dengan pernikahan.”

“Jadi pacaran itu dosa ya?” Khadijah mengangguk.

“Bisa dibilang begitu, kamu pernah pacaran?” Tanya Khadijah,

“Dulu sih pernah zaman-zaman cinta monyet, tapi aku gak pernah ngerasa nyaman saat pacaran sama seseorang dan yah menurutku emang gak ada manfaatnya juga.” Viga nyengir geli.

“Itu salah satu karunia Allah buat kamu, dengan adanya rasa tidak nyaman bisa jadi itu bentuk Allah menjaga kamu dari hubungan yang salah, kebayang gak kalau dulu Allah kasih kamu rasa nyaman saat pacaran? Ingat kata Mrs. Salma perempuan kalau gak disibukkan sama ilmunya dia akan sibuk dengan perasaanya.” Viga menggelengkan kepala.

Lihat selengkapnya