Sahabat Bukan Mahram

Asih Ati
Chapter #15

Cemburu

Luka yang mendekatkanmu kepada Allah, sejatinya adalah anugrah.

-Vigli Lovestory-

Hari terus berganti, Ali semakin tak bisa menjabarkan apa yang ia rasa. Sejak mengetahui Vikra menaruh hati pada Viga Ali merasa tidak tenang, keadaan seolah berbalik kali ini Ali ingin menjauhkan Vikra dari Viga, sama halnya seperti yang dulu Viga lakukan bedanya tak memahami mengapa ia melakukan itu.

Setiap hari mata Ali tak lepas dari memperhatikan Viga, seketika Viga menjadi sosok utama dalam hati fikirannya, rasanya ia ingin sekali berbicara dengan Viga namun sayangnya Viga selalu menghindar setiap kali bertemu dengan Ali sekalipun mereka dalam satu kelas yang sama Viga tak pernah memberikannya kesempatan untuk berbicara. Kini isi benak Ali hanya mencari cara agar Vikra dan Viga tak jadi taaruf.

“Li, yang ini kamu ngerti gak?” Aprilia imenunjuk sesuatu pada sebuah buku, yang ditanya hanya diam termanggu seperti tak mendengar apa yang baru saja Aprilia katakan.

“Li,” Aprilia menyikut lengan Ali membuat Ali tersadar.

“iyah Vig?”

“Vig? Kamu lagi mikirin Viga?”

 “Eu- enggak, aku tadi lagi baca terus ada kata Vigatable.” Ali nampak gelagapan.

“Mana ada, kamu ngaco deh.”

“Gak ada yah, oh ya vegetable maksudnya.” Ali nyengir tanpa rasa bersalah.

 “Badan kamu disini tapi fikiran kamu disana.” Aprilia tampak kesal

“Mulai deh kamu cemburunya.”

“Terus kamu apa, Kamu mikiran Viga kan?” Tanya Aprilia, Ali terdiam,

 “Kok gak jawab.” Ali menghela nafas.

“Iyah aku mikirin mereka, aku Cuma lagi ngebayangin aja mereka mau taarufan gak lucukan.”

“Apanya yang gak lucu, mereka cocok kok.”

“Mereka gak cocok, si Viga yang kaya macan gitu mana mungkin si Vikra tahan.”

“Terus Cuma kamu yang tahan gitu? kamu aneh deh, bukannya kamu yang dulu ngejodohin mereka sekarang kenapa kamu yang gak setuju, jangan-jangan kamu yang cemburu.” Ali terdiam sejenak.

“Apaan sih kamu, ya gak lah. mereka berdua itu sahabat aku wajar kalau aku khawatir sama mereka, Kamu kali yang cemburu.” ucap Ali.

“Aku cemburu itu wajar, karena aku ya pacar kamu. Yang gak wajar itu sikap kamu, sebagai sahabat harusnya kamu dukung mereka dong, emang kalau mereka sahabat kamu mereka gak boleh punya hubungan?” Ali kembali menghela nafas,

“Iyah deh, Ciiee yang cemburu.”

 “Ih, orang lagi kesel juga.”

 “Lagian kamu tenang aja, kamu gak akan kehilangan aku kok. Aku sukanya sama kamu, kan kamu pacar aku. Ya kan pacar.” Ucap Ali mencolek hidung Aprilia, Aprilia tersenyum amarah Aprilia seketika sirna.

“Tunggu, tunggu jangan senyum.”

“Kenapa?”

“Orang lain bisa liat senyum manis kamu, nanti aku yang cemburu”

 “Ih dasar.” Aprilia memukul Ali.

Memang tak sulit untuk Ali meredakan kemarahan Aprilia namun ia sendiri tak menyadari bahwa rasa takut kehilangan itu telah merasuk kedalam hatinya.

Lihat selengkapnya