"Semuanya berbaris didepan gedung jurusan!!!" Ujar seseorang wanita dengan menggunakan seragam dari kampus tersebut. Tampaknya ia adalah panitia dari menyelenggaraan PMB (Pengenalan Mahasiswa Baru).
Semua mahasiswa baru sudah berbaris didepan gedung jurusan dengan sangat rapi. Jane terlihat agak risih karena melihat jumlah orang yang menurutnya cukup banyak. Ditambah lagi tidak ada satu orang yang ia kenal. Dan Jane bukanlah orang yang pelupa menginagat perlakuan mereka sebelumnya ke Jane membuat ia tambah kesal.
"Sebelumnya perkenalkan nama saya Yuanita. Saya adalah ketua panitia PMB ini. Pengenalan ini akan berlangsung selama 3 hari kedepan dan pelaksanaan malam puncak pada malam minggu. Jadi saya harap semua peserta dapat mengikuti semuanya dari awal hingga akhir. Dan sangat diharapkan agar mengikuti semua peraturan yang telah dibuat kampus maupun panitia. Jika ada yang melanggar maka ada hukuman yang menanti juga." Ujar Yuanita yang merupakan Ketua Panitia sekaligus kakak tingkat dari para peserta. Bisa dibilang Yuanita adalah salah satu kakak panitia yang sedikit sangar. Itu terlihat dari cara ia berbicara dan menatap satu persatu mahasiswa baru. Tetapi, bagi Jane itu bukanlah hal yang menakutkan. Masih menakutkan Jane dari pada kakak itu. Buktinya tidak ada satu orang yang berani sekedar berbicara kepadanya.
Setiap maba* masuk kedalam kelompok-kelompok yang berbeda-beda. Isinya ada 7-8 orang dan juga ada kakak pembimbing yang mendampingi setiap kelompok.
Jane masuk kelompok 7 dan namanya di sebutkan beserta nama sekolah sebelumnya. Semua mata tertuju pada Jane dengan berbagai tatapan yang membuat Jane lebih kesal lagi.
Sebetulnya banyak arti dari tatapan mata mereka ke Jane. Mulai dari kejadian yang sempat terjadi saat test sampai kejadian hari ini. Jane adalah lulusan dari sekolah ternama diluar kota. Sekolah bagi mereka tidak terlalu penting, tetapi asal kotanya itu yang membuat mereka melongo. Solo adalah tempat asal dari Jane bersekolah.
"Ngapain dia sekolah sampai Banjarmasin?" Ujar seorang anak dan sebetulnya Jane sangat jelas mendengar ucapan anak itu.
"Mungkin gak keterima di Kampus yang di Jawa kali." Sahut anak lain sambil tertawa mengejek. Ingin sekali Jane memukul mulut mereka. Tetapi, permainan ini baru saja dimulai. Masa dia harus bermasalah dengan anak-anak seperti mereka. Setidaknya itu yang Jane pikirkan.
"Albert Rodyous dari SMA E Palangkaraya di kelompok 7" Ujar kak Yuanita. Seketika semua menoleh ke arah nama yang disebut tersebut apalagi anak gadis. Jane juga melihat ke arah anak yang dipanggil itu. Bukan kagum tapi ia hanya mengingat nama yang membuatnya kesal saat test.
Rody langsung mengambil barisan dibelakang Jane dengan gaya sedikit malu-malunya. Sebetulnya Jane risih. Rody dibelakangnya ditambah lagi tatapan anak-anak gadis yang tidak enak menuju arah Jane.
"Semua berkumpul didalam kelompoknya masing-masing, setelah itu mulailah untuk berkenalan antara anggota kelomok dan pembimbingnya." Teriak kak Yuanita karena ia tidak menggunakan pengeras suara. Ditambah lagi keadaan yang cukup ribut.
"Kelompok 7 berkumpul disini dan membuat lingkaran." Ujar kakak pembimbing kelompok 7.
" Sebelum berkenalan, ini ada kertas. Isi nama dan nomor chat kalian agar kita bisa bikin group chat. Dalam perkenalan juga sebutkan nama, asal,dan tujuan kalian masuk sini." Lanjut kakak pembimbing setelah kelompok mereka terkumpul semua.
Hampir semua sudah memperkenalkan diri, tapi bagi Jane itu tidaklah penting. Yang terpenting baginya adalah cepat-cepat menyelesaikan pengenalan konyol ini. Ditambah moodnya yang sudah jelek dari pagi tadi.
"Namaku Albert Rodyous. Oh ya bagian Rodyous nya dibaca Rody Ous. Dan aku biasa dipanggil Rody. Asal asli Palangkaraya. Dan aku mau menjadi perawat karena kakakku juga dalam dunia kesehatan. Jadi, aku ingin menjadi perawat sama seperti kakakku." Semua mata anak gadis tertuju kepada Rody. Tepatnya terpesona. Jane masih sibuk dengan pikirannya. Sebenarnya yang Jane masih pikirkan kenapa harus bertemu dengan laki-laki itu lagi.
"Jane giliran kamu." Ujar suara yang memecahkan fokus Jane terhadap pikirannya. Siapa lagi jika bukan Rody yang sedari tadi pagi sampai sekarang nempel disamping Jane.
" Nama Jane Kim. Panggilan Jane. Asal Jakarta. Tujuan tidak ada." Jane segera duduk setelah perkenalan. Dan hanya Rody yang bertepuk tangan membuat Jane sangat-sangat risih. Tiba-tiba salah satu anak gadis angkat tangan.
"Iya ada apa?" Tanya kakak pembimbing
"Mau bertanya kak." Jawabnya lantang