Sahabat Semati

winda nurdiana
Chapter #9

Dia datang

Suasana masih pagi. Matahari belum sepenuhnya terbit. Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah. Imron mendengar ketukan itu dan matanya mengerjap. Cowok itu langsung bangun dari tidurnya dan menuju ke sumber suara.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan itu semakin keras. Bulu kuduk Imron semakin merinding tak karuan. Imron menelan ludah. Akhirnya, setelah di depan pintu, Imron membuka pintu itu. Nihil. Tidak ada seseorang pun di sana. Imron keluar rumah, memastikan benar-benar tidak ada orang yang mengetuk pintu.

"Siapa pagi-pagi gini gedor rumah orang sembarangan!" Imron berbalik dan menutup pintu itu kembali.

Baru saja Imron akan menuju kamar. Lagi-lagi suara pintu itu terdengar. Penasaran, Imron membuka pintu itu lagi. Imron hanya mengernyitkan dahi. Masih tidak ada siapa-siapa di luar. Imron yang kesal langsung menutup pintu dengan kasar.

"Dasar manusia sialan!" umpat Imron berlalu menuju kamar.

Imron masih penasaran siapa yang sebenarnya mengetuk pintu keras-keras pagi buta seperti ini. Imron menengok jam dinding yang menunjukkan masih pukul tiga pagi.

"Bodo amat! Gue mau tidur!" Imron menuju tempat tidur dan menyibakkan selimut. Suasana semakin mencekam. Tiba-tiba saja, ada kekuatan yang menggeser tempat tidur Imron. Tetapi Imron tidak sadar karena dia sudah terlelap dalam tidur.

Hantu Vega datang dan tidur di sebelah Imron. Dia membisikan sesuatu di telinga Imron. "Kamu harus mati bersamaku, Teman."

Tetap Imron tidak mendengar. Imron sudah berada di alam bawah sadarnya.

Lihat selengkapnya