SAI

Melvin Rovisa
Chapter #2

NEURORAYA

Suasana ruangan rumah sakit penuh dengan kepanikan dan ketegangan ketika seorang pasien perempuan muda terbaring lemah di tempat tidur, wajahnya pucat dan napasnya terengah-engah dengan tidak teratur. Para dokter dan suster bergerak dengan cepat di sekitarnya, mencoba mengendalikan serangan kejangnya yang hebat. Suara monitor jantung berdentum keras di latar belakang, mengirimkan gelombang kepanikan ke dalam ruangan yang seharusnya tenang itu.

"Dokter, apa yang terjadi padanya?" tanya salah satu suster, suaranya gemetar dalam kepanikan.

"Dia mengalami serangan jantung! Kita butuh defibrilator, segera!" seru dokter yang memimpin tim penanganan.

Tangan-tangan terampil bergerak dengan gesit, mencoba menyelamatkan nyawa pasien tersebut. Namun, dalam kepanikan yang menyelimuti ruangan, pasien tak sengaja menarik tangannya yang terpasang infus, membiarkan darahnya mengenai salah satu peralatan medis yang berbasis komputer di samping tempat tidurnya.

Saat darah pasien bersentuhan dengan peralatan itu, terjadi reaksi yang tak terduga. Lampu-lampu berkedip, layar komputer berputar-putar, dan seketika itu juga, semua peralatan medis di ruangan terputus secara bersamaan.

"Sialan! Apa yang terjadi?" teriak salah satu dokter, frustasi melihat keadaan yang semakin buruk.

Seorang anggota keluarga pasien tiba-tiba memasuki ruangan, langkahnya terburu-buru dan wajahnya penuh kecemasan. "Maya! Oh Tuhan, Maya!" teriaknya, suaranya dipenuhi dengan ketakutan yang mendalam.

Beberapa suster berusaha menenangkan anggota keluarga yang panik, mencoba menjauhkannya dari tempat tidur Maya. Namun, suasana tetap tegang.

Saat tubuh Maya terus bergelut dengan serangan yang tak terduga, upaya para dokter dan suster untuk menyelamatkannya menjadi semakin putus asa. Suasana di ruangan itu tegang, dengan harapan dan ketakutan tercampur aduk di udara.

Namun, sayangnya, semua upaya itu sia-sia. Dengan sedih, dokter menyatakan bahwa mereka telah kehilangan Maya. Suara isak tangis keluarganya memenuhi ruangan, sementara para petugas medis menundukkan kepala mereka dengan duka yang mendalam.

Di dalam ketiadaan fisiknya, darah Maya menunjukkan sifat-sifat yang tak terduga. Seolah memiliki kehendak sendiri, darah itu mulai bergerak dengan perlahan menuju komputer di ruangan itu.

Para petugas medis yang masih terpaku dengan kesedihan mereka tidak menyadari peristiwa aneh yang terjadi. Namun, di dalam dunia digital komputer, ada aktivitas yang tak terlihat oleh mata manusia.

Dengan gerakan yang hampir seperti sihir, darah Maya yang mencemari peralatan komputer tersebut mulai menyatu dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada di dalamnya. Dengan cepat, aliran data yang unik dari darah itu terserap ke dalam sistem, menyatu dengan kode program dan algoritma yang rumit dan menjadi satu dengan sistem komputer itu sendiri.

Layar monitor yang sebelumnya mati, berkedip mulai menampilkan pola-pola aneh dan tidak dikenal, sementara suara-suara yang samar terdengar dari speaker.

Sementara itu, di dunia nyata, kerumunan yang berduka memperhatikan dengan sedih, dan tidak menyadari kejadian itu.

|Tiga hari sebelumnya.

Lihat selengkapnya