Sail Upon A Star

Fann Ardian
Chapter #17

And The Morning Comes

Alkisah diceritakan ada sepasang anak remaja yang menghabiskan malam bersama dengan tidur pulas di hamparan rumput di suatu padang yang luas. Mereka masih terlelap penuh kedamaian sampai sang Matahari muncul di ufuk timur, lambat-laun mulai meninggi di langit hingga seluruh pemandangan berubah menjadi terang.

Meissa perlahan-lahan membuka matanya. Untuk sesaat, ia tidak tahu dirinya berada di mana. Kepalanya agak pusing. Ia menegakkan tubuhnya dan duduk.

Tidak jauh dari gadis itu, Rigel menguap lebar-lebar. Ia menggeliat sedikit, lalu merentangkan kedua tangannya ke atas. Kemudian pemuda itu bangun dan duduk sambil mengusap matanya.

Meissa masih bergeming di tempatnya. Ia mendongak. Langit berwarna biru polos tanpa awan. Sekarang sudah pagi.

Apakah semua itu hanya mimpi? Satu pikiran terbersit di benak Meissa.

“Wah, tidurku enak sekali.” Rigel menceletuk. Ia meluruskan kedua kakinya. “Mungkin ini salah satu tidur terbaik yang pernah kurasakan. Tidak kusangka padang rumput senyaman ini.”

Meissa tidak merespons celetukan itu.

Rigel kembali berbaring di rumput. “Aku masih ingin tidur sebentar lagi. Setelah pertemuan dengan sang Bintang yang menakjubkan, kupikir aku berhak melewatkan bagian membersihkan pekarangan rumah hari ini.” Ia melanjutkan celotehannya.

Mendengar itu, Meissa sontak menoleh. “Kau juga bertemu dengan sang Bintang?” tanyanya, ada nada keraguan di dalamnya.

“Hah? Tentu saja. Kita berdua memancing bintang dan berlayar di angkasa.” Rigel mengintip dari sebelah matanya. Ia baru menyadari sesuatu. “Kenapa wajahmu terhenyak begitu? Dan juga, pertanyaanmu tadi aneh sekali.”

“Bukankah semuanya hanya mimpi?” tembak Meissa langsung. Tetapi, apa mungkin ternyata nyata? Karena Rigel juga mengingatnya. Namun, kenapa ia terbangun dengan posisi yang sama seperti sebelum dirinya tertidur seperti tidak pernah ada yang terjadi?

Rigel bangkit dari posisi berbaringnya. “Mimpi?” ulangnya, tertegun sesaat. Lalu matanya melebar. “Jangan bilang kau sedang meragukan apa yang terjadi tadi malam!”

Lihat selengkapnya