Saintis

Pohon Pinus
Chapter #22

Sumbu Rotasi Simetri

Rupa manusia tak setangkup semesta. Tak lebih selaras dari lingkar sang surya. Tak lebih seimbang dari rotasi rembulan.

Manusia tak berporos. Tak pernah seimbang. Hanya terdiri atas satu jantung, satu hati, satu wujud tak simetri. Lantas sangat berani meninggikan hati. Melupa sosok Pemegang Ilmu Agung sejati. Yang sekali menyentil jemari. Luluh lantaklah segala macam teori.

 

 Prestasi Bayu membawa pendidikannya mulus. Ia bahkan menerima beasiswa untuk studinya di bidang kima hingga membawa karirnya sampai puncak.

Di tingkat sarjana, ia dipertemukan dengan sosok Agnan. Pewaris tunggal perusahaan raksasa Artemis. Agnan adalah satu-satunya orang yang menurutnya paling tangkas dan mudah terkoneksi dengan isi kepalanya. Obrolan mereka tidak pernah menjauh dari topik material maju yang akan membawa dampak luar biasa bagi perkembangan alam raya.

Persahabatan mereka erat serupa magnet dua kutub berbeda yang saling berdekatan. Seimbang dan menyeimbangkan. Meski mereka dipisahkan jarak benua. Bayu melanjutkan studinya di Eropa. Sedangkan Agnan yang menjalankan bisnis keluarga. Komunikasi tak pernah berhenti berjalan.

Mereka saling menemani dalam satu evolusi diri. Bahkan saat Bayu menyelesaikan pendidikan S2 nya di Jerman, Agnan datang sebagai wakil dari keluarganya. Begitu juga saat Agnan telah sampai di jenjang pernikahan, Bayu hadir sebagai pembicara utama.

Setelah lulus S2, Agnan mengajak Bayu untuk mengambil bagian sebagai Dewan Ilmuwan Negara. Di sana, ia diperkenalkan dengan Latiefa yang masih muda. Bayu menelurkan berbagai macam publikasi ilmiah saat satu tim bersama Latiefa.

Satu waktu, ilmu pengetahuan benar-benar membelenggu Bayu. Kecintaan terhadap teori-teori semesta menyulut obsesinya. Mencuat sudah rasa cintanya. Kehidupan pribadinya hanya sebuah lingkaran tanpa menyudut. Hanya berputar simetris pada bidang penelitian saja. Mengabaikan kesehatan, keuangan, bahkan asmara.

Sampai tiba satu masa di mana Bayu terserang tuberculosis di tulang belakangnya. Sakit itu harus membawanya beristirahat di rumah sakit. Menjauh dari segala bentuk penyebab lelah di laboratorium. Satu bulan ia diisolasi di rumah sakit. Rasa bosan tentu datang. Namun sirna kala Bayu mengenal seorang dokter yang menangani kesehatannya. Seorang dokter bertangan dingin, berhati hangat.

Dokter itu adalah Diana. Wanita dengan rambut hitam sekelam malam. Matanya serupa kilauan bintang yang dipandang. Bersinar dan menenangkan. Wajahnya tak pernah gagal merangsang senyuman. Bahkan keramahannya memeluk hangat hati Bayu yang dingin membeku. Bayu terpikat. Penyakit yang menjaraki dirinya dengan kimia, kini memperdekat dengan kisah asmara.

Waktu mengepak. Menebar benih asmara. Memupuk. Menyinari. Mengaliri. Cinta di antara mereka semakin subur. Ikatan semakin kuat. Sembuh dari penyakitnya, Bayu menikahi Diana.

Ketika langit merekahkan warna merah keunguan. Senja tak pernah secantik itu seingatnya. Diiringi sura tangis putranya. Merdu bagaikan simfoni orkestra semesta. Ia menimang Magenta Mega Amerta, begitulah ia menamai putranya itu. Sebagai penanda elok senja terindah dalam hidupnya. Pelengkap kebahagiaannya.

Serupa ikatan yang semakin kuat, entropi selalu mengganggu keteraturan. Bahtera cinta antara Bayu dan Diana mulai diuji. Diana didiagnosa terkena leukemia. Bayu terpuruk.

Tidak menyerah, Bayu memikirkan segala cara untuk kesembuhan Diana. Setidaknya, untuk menunda penyakit Diana semakin mengganas. Tidak berhenti pada pengobatan dokter saja, Bayu mengusahakan diri meracik ramuan untuk kesembuhan Diana. Namun usahanya gagal.

Melihat kondisi Bayu yang tertekan, Agnan membujuknya untuk bekerjasama. Mengenalkannya pada dunia Alkimia. Satu organisasi rahasia yang beranggotakan para ilmuwan terkemuka. Perkumpulan itu dibawa oleh bangsa Belanda secara rahasia. Dan berjalan berabad-abad lamanya.

Anggota Alkimia yang disebut alkimiawan, menghubungkan teori sains dan metafisika. Tujuan mereka adalah memakmurkan negeri yang mereka tinggali. Mereka memiliki mimpi untuk bisa mengubah batu menjadi emas, menemukan obat segala macam penyakit, dan membuat ramuan yang dapat menghidupkan orang mati.

Bayu sempat limbung tetapi akhirnya bergabung. Satu waktu, ia bertemu dengan rekan-rekan sesama peneliti. Bahkan ia kembali bekerja satu tim dengan Latiefa.

Di Alkimia, Bayu mempelajari segala hal. Tidak hanya teori-teori sains, tapi juga Demonologi. Para anggota Alkimia, memuja satu iblis yang membuka gerbang ilmu pengetahuan tanpa batas. Astaroth.

Para anggota Alkimia selalu mencoba untuk memanggil Astaroth. Namun, dari mereka semua, tidak ada yang pernah berhasil mengundang Astaroth hadir bersama mereka. Konon, hanya orang-orang yang dikehendaki sang iblis yang berhasil memanggil sang pengabul permohonan.

Atas bujukan Agnan, Bayu pun ikut mencoba. Memanggil Astaroth untuk memperkuat keyakinannya. Berbeda dari anggota yang lain. Dalam kesendirian dan kesunyian waktunya, Astaroth datang memenuhi panggilannya dalam wujud manusia.

Lihat selengkapnya