Sajak Cinta Terakhir

Widhi ibrahim
Chapter #4

WHY?

Dengan rasa gembira yang sangat terlihat jelas pada ekspresi wajahnya, Risya berlari menghampiri dan langsung memeluk Mahesa, yang sedang duduk sendirian menunggu Risya di tepi danau siang itu. Setelah sebelumnya mereka membuat janji akan bertemu, di danau yang menjadi tempat favorit mereka saat menghabiskan waktu berdua. 

Suasana danau hari itu cukup sepi. Padahal biasanya tempat ini sering sekali didatangi oleh banyak pengunjung, yang notabanenya pasangan kekasih.

“Esa... kamu tau gak aku punya kabar gembira apa?”

Mahesa diam, tidak menggerakkan kepalanya atau mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan Risya.

“Sa, penjualan majalah edisi minggu ini meningkat. Aku berhasil, Sa!”

Risya tersenyum, ia bersemangat sekali saat pamer kebahagiaannya kepada Mahesa. Tapi tiba-tiba senyum Risya mendadak hilang, ketika melihat Mahesa yang begitu cuek dan terlihat tidak suka dengan pertemuan mereka saat itu.

“Kamu kenapa, sih, Sa?” tanya Risya yang tidak mendapatkan respon apapun dari kekasihnya. Malah ekspresi wajah yang tidak meng-enakkan yang gadis itu dapatkan.

“Pasti kamu habis berantem lagi yah sama bang Regi?” tanya Risya lagi, mencoba menebak alasan yang mungkin menjadi sebab hancurnya mood Mahesa.

“Bukan urusan kamu!” jawab Mahesa sedikit membentak.

Mendapat jawaban yang tak diinginkan seperti itu, cukup membuat level kesabaran Risya menurun drastis. Gadis itu menghela nafas panjang, dan bola matanya menatap Mahesa dengan tatapan tak biasa. Meskipun Risya sudah bisa menebak alasan kenapa Mahesa seperti ini tanpa harus mendapatkan jawaban panjang lebar, tetap saja gadis ini merasa kesal dengan sikap Mahesa. Yang selalu melampiaskan kekesalannya kepada Risya, jika mood-nya sedang tidak baik.

“Sampe kapan kamu kaya gini terus? Kapan kamu sadar, Sa! kalau bang Regi itu sayang banget sama kamu. Harusnya kamu bersyukur punya kakak seperti...”

“Aku gak suka kamu ikut campur urusan pribadi aku!” ujar Mahesa memotong.

Seketika gadis itu membisu melihat ekspresi wajah Mahesa yang semakin kesal, usai Risya membahas apa penyebab hancurnya mood Mahesa hari ini. Dan benar saja, Risya memang mengira semua pasti ada hubungannya dengan Regi. Jika tidak, Mahesa tidak mungkin tambah kesal saat Risya bicara seperti itu. 

Tanpa mengatakan apapun lagi, Mahesa beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Risya.

“Esa.... Iiiikhh,” panggil Risya cukup kesal.

***

“Ihhhh... Akang,” ujar Nisa tersenyum saat tidak sengaja keningnya berbenturan dengan kepala Regi.

Siang itu Regi dan Nisa sedang memantau sayuran-sayuran di perkebunan, namun tidak sengaja Nisa menyenggol Regi yang sedang menulis sesuatu di buku laporan. Sehingga pena yang ada di tangan Regi terjatuh, dan tanpa disangka mereka reflexs mengambil pena yang terjatuh itu secara bersamaan, sampai akhirnya kening mereka berbenturan.

Pada saat Nisa mengangkat kepalanya dan pandangannya se-arah dengan wajah Regi, gadis itu mendadak mematung.

Lihat selengkapnya