Kebetulan hari ini adalah hari libur, Regi berencana mengajak Risya pergi. Meski tidak seperti biasanya, karena mood gadis itu benar-benar sedang hancur. Namun Regi masih berhasil mengajak Risya pergi ke danau. Regi mengajak Risya naik bebek-bebekan, yang membawa mereka tiba di sebuah tempat yang ada di tengah-tengah danau, yang terkenal dengan sebutan ‘Batu Cinta’.
Di batu itu Regi melihat Risya menuliskan sebuah nama, dan nama Mahesa-lah yang Risya tulis. Regi cukup sedih melihatnya.
Merasa belum cukup membuat Risya tersenyum. Usai dari danau, Regi dan Risya terlihat sedang asik main layangan bersama di atas bukit. Kali ini sedikit tawa tercipta menghiasi wajah cantiknya, bila sesekali layangan yang Risya terbangkan terbawa angin dan akan terjatuh. Hal semacam itu ternyata mampu menghasilkan tawa bagi mereka.
Diam-diam Risya memandang wajah Regi, yang sedang fokus memainkan layangan yang saat itu mereka terbangkan.
“Di setiap kegalau’an menghampiri hati, dengan segala caranya Bang Regi selalu bisa membuatku tersenyum, dan sedikit melupakan problema yang aku rasakan. Tangan Bang Regi selalu ada untuk menghapus air mataku saat aku bersedih. Tanpa dia, aku gak tau, apa aku bisa melewati semua ini sendirian. Makasih, Bang. Makasih atas semuanya. Aku sayang Bang Regi,” ujar Risya dalam hati sambil tersenyum.
Regi menoleh dan tersenyum saat melihat Risya tersenyum kepadanya. Mereka kembali meneruskan main layangan bersama-sama.
Lagi-lagi Nisa melihat Regi bersama Risya. Saat mengendarai mobilnya melewati jalanan perkebunan dalam perjalanan pulang ke rumah, pandangannya tidak sengaja melihat Regi yang sedang bersama Risya bermain layangan di atas bukit. Nisa pun memberhentikan laju mobilnya.
Dari balik kaca mobil, gadis itu memandang laki-laki yang ia cintai sedang becanda-tawa dengan gadis pujaannya, dari jarak yang cukup jauh.
Kucoba bertahan, tanpa kata
Tanpa tangis di setiap luka
Takkan lelah menanti,
Meski cintaku tak pernah terbalaskan
Mungkin tak pantas,
Saat aku masih bisa tersenyum manis
Melihatmu tertawa lepas bersamanya
Mungkin tak pantas,
Saat aku masih saja merindukanmu
Walau ku tau hatimu bukan untukku
Mungkin tak pantas,
Saat hati ini masih berbunga untukmu
Padahal aku selalu menangis di setiap malam
Mungkin tak pantas,
Karena aku masih mengharapkanmu
Padahal ku tau luka yang kudapat
Dalam luka hatiku,
Rasa ini masih dalam padamu
Hati ini masih berharap padamu
Asa ini masih bergejolak padamu
Namun aku masih tetap terdiam
Bersama angan yang mulai tenggelam
Tapi sedikitpun aku tak berharap
Kau merasakan apa yang aku rasakan