Sajak Cinta Terakhir

Widhi ibrahim
Chapter #12

PENYESALAN

Kebetulan hari ini adalah hari libur, Regi berencana mengajak Risya pergi. Meski tidak seperti biasanya, karena mood gadis itu benar-benar sedang hancur. Namun Regi masih berhasil mengajak Risya pergi ke danau. Regi mengajak Risya naik bebek-bebekan, yang membawa mereka tiba di sebuah tempat yang ada di tengah-tengah danau, yang terkenal dengan sebutan ‘Batu Cinta’.

 Di batu itu Regi melihat Risya menuliskan sebuah nama, dan nama Mahesa-lah yang Risya tulis. Regi cukup sedih melihatnya.

Merasa belum cukup membuat Risya tersenyum. Usai dari danau, Regi dan Risya terlihat sedang asik main layangan bersama di atas bukit. Kali ini sedikit tawa tercipta menghiasi wajah cantiknya, bila sesekali layangan yang Risya terbangkan terbawa angin dan akan terjatuh. Hal semacam itu ternyata mampu menghasilkan tawa bagi mereka. 

Diam-diam Risya memandang wajah Regi, yang sedang fokus memainkan layangan yang saat itu mereka terbangkan.

Di setiap kegalau’an menghampiri hati, dengan segala caranya Bang Regi selalu bisa membuatku tersenyum, dan sedikit melupakan problema yang aku rasakan. Tangan Bang Regi selalu ada untuk menghapus air mataku saat aku bersedih. Tanpa dia, aku gak tau, apa aku bisa melewati semua ini sendirian. Makasih, Bang. Makasih atas semuanya. Aku sayang Bang Regi,” ujar Risya dalam hati sambil tersenyum.

Regi menoleh dan tersenyum saat melihat Risya tersenyum kepadanya. Mereka kembali meneruskan main layangan bersama-sama.

Lagi-lagi Nisa melihat Regi bersama Risya. Saat mengendarai mobilnya melewati jalanan perkebunan dalam perjalanan pulang ke rumah, pandangannya tidak sengaja melihat Regi yang sedang bersama Risya bermain layangan di atas bukit. Nisa pun memberhentikan laju mobilnya.

 Dari balik kaca mobil, gadis itu memandang laki-laki yang ia cintai sedang becanda-tawa dengan gadis pujaannya, dari jarak yang cukup jauh.

Kucoba bertahan, tanpa kata

Tanpa tangis di setiap luka

Takkan lelah menanti,

Meski cintaku tak pernah terbalaskan

Mungkin tak pantas,

Saat aku masih bisa tersenyum manis

Melihatmu tertawa lepas bersamanya

Mungkin tak pantas,

Saat aku masih saja merindukanmu

Walau ku tau hatimu bukan untukku

Mungkin tak pantas,

Saat hati ini masih berbunga untukmu

Padahal aku selalu menangis di setiap malam

Mungkin tak pantas,

Karena aku masih mengharapkanmu

Padahal ku tau luka yang kudapat

Dalam luka hatiku,

Rasa ini masih dalam padamu

Hati ini masih berharap padamu

Asa ini masih bergejolak padamu

Namun aku masih tetap terdiam

Bersama angan yang mulai tenggelam

Tapi sedikitpun aku tak berharap

Kau merasakan apa yang aku rasakan

Lihat selengkapnya