Sajak Kelam Para Terbuang

Temu Sunyi
Chapter #3

Malam yang Mencuri Cahaya

Malam tak menurunkan hujan, tak pula memberi bintang. Ia hanya diam seperti mayat yang tak mau dikubur.

Kota tampak tidur, tapi sebenarnya cuma pura-pura mati.

Di bawah cahaya remang yang enggan bersinar, tiga bayangan menyusuri jalan seperti dosa yang mencari pembenaran.

Umar. Lukas. Wisnu.

Nama yang tak pernah disebut dalam doa siapa pun. Nama yang tak pernah dicetak dalam undangan, ijazah, apalagi surat cinta.

Mereka hanya siluet dari hidup yang tak sempat tumbuh, cuma sempat terdampar.

Wajah mereka tersembunyi di balik kain kumal.

Bukan untuk menghindar dari hukum, tapi untuk pura-pura tidak jadi manusia.

Karena menjadi manusia terlalu menyakitkan kalau dunia terus-menerus menolak mengakui keberadaanmu.

"Itu restorannya," gumam Wisnu. Suaranya setipis harapan.

“Kelihatan mahal ... semoga kita dapat hasil banyak,” sahut Lukas pelan, seperti bicara pada perut kosong mereka.

Di ujung jalan, restoran itu berdiri angkuh seperti istana di tengah kuburan.

Lihat selengkapnya