Sajak Kelam Para Terbuang

Temu Sunyi
Chapter #4

Tawa yang Tak Menyelamatkan

Di ujung gang, mereka membuka hasil rampasan seperti membuka hadiah dari dunia yang biasanya lupa mengucapkan selamat ulang tahun.

Jam tangan, uang receh, benda-benda kecil yang tidak cukup disebut kemenangan,

tapi lumayan untuk mengingatkan mereka bahwa mereka masih ada.

“Jam-nya palsu.”

“Palsu itu cocok buat kita.”

“Hahaha.”

Tawa meledak. Tapi cepat padam. Seperti kembang api di pemakaman.

Lukas mendongak ke langit yang tak mau bicara.

“Tuhan lihat nggak ya?”

Umar menjawab tanpa emosi, “Tuhan lihat. Tapi Tuhan juga tahu … kita bukan nyari kaya. Kita nyari hidup.”

Wisnu mengangguk, tapi tidak berkata.

Mungkin karena malam ini terlalu senyap, bahkan untuk kejujuran.

Dan di antara gelap, mereka sadar…

Sekali kau dicintai oleh malam, terang tak lagi tahu namamu.


Lihat selengkapnya