Hari-hari yang ditunggu oleh seluruh siswa dan siswi SMA Kusuma akhirnya datang juga, yaitu hari lomba tahunan yang sepertinya akan terasa sangat menyenangkan, apalagi untuk Puput yang sejak lahir hingga hari ini baru pertama kali merasakan suasana sehangat lomba tahunan yang diadakan oleh SMU Kusuma.
Semua lomba diadakan dalam tujuh hari ke depan, hari ini beberapa siswa dan siswi sedang fokus pada perlombaan cerdas cermat, bulutangkis, voli dan taekwondo. Semua perlombaan ditonton dengan rasa gugup dari setiap suporter sekolah.
Saat ini, Puput, Galin, Andi dan Daniel sedang duduk berderet bersama untuk menyaksikan pertandingan taekwondo antara sekolahnya dengan beberapa sekolah lain, mereka fokus untuk menyaksikan aksi Titan dan Adit.
Seorang wasit baru saja berdiri di arena perlombaan, beliau mengatakan bahwa babak final akan segera dimulai.
“Babak final untuk kategori 60 kg, biru dengan SMU Kusuma. Aditya Gentana, merah dengan SMU Harapan, Jordy Saputra.” wasit yang berdiri di tengah arena perlombaan memanggil ke-dua peserta, terlihat Adit dan lawannya sudah memasuki arena, mereka saling bersalaman dan pertandingan pun dimulai.
Puput, Galin, Andi, Daniel dan beberapa siswa-siswi lainnya menonton dengan sangat tegang, berharap kali ini Adit bisa membawa kemenangan untuk sekolahnya yang menjadi tuan rumah, di sudut arena, Titan sedang berdiri dengan ekspresinya yang datar, tapi hatinya begitu berisik sedang berdoa, berharap bahwa Adit bisa memberikan yang terbaik di pertandingan kali ini.
Terlihat aksi dari keduanya, Adit dan Jordy melalui babak final dengan sengit, latihan yang dilakukan mereka selama berbulan-bulan memang tidak mengecewakan, terlihat dari bagaimana pertandingan itu berlangsung, setiap kali ada pukulan yang mengarah ke Adit, semua siswa dan siswi SMU Kusuma berteriak histeris, hingga akhirnya Adit memenangkan pertandingan tersebut dan mendapatkan sorak sorai dan tepuk tangan yang sangat meriah.
“Adit, we love you!” teriak Puput dengan sangat kencang sambil bertepuk tangan, membuat Galin yang ada di sampingnya juga ikut berteriak, “Dit, Saranghaeyo1!” Galin berteriak lalu melihat ke arah Puput, mereka saling membalas tawa, lagi-lagi Andi hanya bisa melihat mereka yang seolah sudah memberi kode bahwa saling menyukai.
Pertandingan berlanjut, kini giliran Titan yang masuk ke babak final dan harus memberikan yang terbaik untuk sekolah, tapi semua orang tidak merasa setegang tadi, karena sejak dulu, sejak tahun pertama bahkan sejak Titan SMP, Titan selalu memenangkan pertandingan ini.
“Tan, kamu fokus aja! Jangan pernah mikirin mau menang atau kalah, pokoknya kasih yang terbiak aja, ok!” pesan pelatih taekwondo Titan.
“Siap, Master!” jawab Titan, Master yang dia panggil adalah seorang pelatih yang sudah Titan kenal sejak dia masih SD. Master memegang kepala Titan dan memeluknya, kemudian melepaskan Titan masuk ke dalam arena pertandingan. di kursi penonton, Puput mengepalkan kedua tangannya, terlihat jelas bahwa Puput mengkhawatirkan Titan, takut sekali Titan akan terkena Pukulan dari lawannya.
“Jangan takut, Titan itu bukan cewek biasa!” bisik Galin ke telinga Puput.
“Kalo dia kena pukul gimana?” tanya Puput cemas.
“Titan nggak akan kesakitan, dia justru sakit kalo kamu khawatir, jadi cukup support aja, ok!” ucap Galin menenangkan Puput, kali ini Puput langsung menarik napasnya kemudian menghembuskannya, “Titan??” panggil Puput dengan teriak, membuat Titan menoleh, kemudian Puput tersenyum manis sambil menunjukkan lambang hati dengan tangannya, hal itu membuat Titan tersenyum dari arena pertandingan.
Pertandingan dimulai, terlihat Titan dan lawannya mulai saling menyerang, beberapa kali mereka saling menghindar dari pukulan, sampai akhirnya Titan terkena pukulan dan membuat semua orang panik.
“Ah!!” teriak Puput menutup matanya saat melihat Titan terkena pukulan, Galin yang sejak tadi optimis dan percaya bahawa Titan akan menang kini mulai khawatir. Lain halnya dengan Adit yang sekarang sudah berjalan mendekati arena pertandingan, “Tan, fokus!!” teriak Adit dari pinggir arena pertandingan.
“Aduh, Titan gimana ya?” ucap Daniel yang menonton dengan rasa cemas juga.
Pertandingan berlanjut, Titan baru saja menarik napasnya dan mencoba berkosenstrasi, benaknya berkata bahwa kali ini tidak akan ada kesempatan untuk lawannya memukul, Titan akan membereskannya secepat mungkin.
Pertandingan dimulai, Titan yang sering disebut sebagai harimaunya ekskul taekwondo ini mulai beraksi, tendangannya yang sangat memesona mengakhiri pertandingan, dan akhirnya Titan memenangkan pertandingan, membuat suara tepuk tangan dan teriakan sangat heboh siang itu.
-||-
Setelah pertandingan selesai dan semua tim sedang beristirahat, ada yang sudah mulai mengganti pakaian mereka, ada yang masih duduk di lapangan, dan ada yang sudah berkumpul lagi bersama teman-temannya yang lain untuk menonton pertandingan yang lain.
Titan sedang berdiri mengambil tasnya dan bersiap untuk berganti pakaian, tapi langkahnya terhenti ketika melihat ada seorang gadis sedang duduk di samping Adit dan memberinya sebotol air mineral, Titan sama sekali tidak mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi melihat perilaku gadis itu yang begitu manis, rasanya Titan ingin sekali menjambak rambutnya.
Titan membuang napasnya kemudian berjalan mendekati Adit dengan wajahnya yang galak, saat Titan sudah tiba di depan Adit, Adit langsung berdiri menyambut Titan dengan senyum manisnya. “Mau ganti baju sekarang?” tanya Adit dengan manisnya.
“Hm!” jawab Titan hanya berdeham dengan malas, lalu matanya melihat ke arah gadis yang sedang duduk itu.
“Oh ya kenalin ini Yana, anak SMU Harapan, Yana kenalin ini, Titan.” Adit mencoba mengenalkan Titan dan gadis bernama Yana itu.
“Hai, Yana!” gadis itu berdiri, menjulurkan tangannya lalu menyebutkan namanya. Titan berusaha mencoba untuk ramah dengan menyambut tangan itu dengan baik, “Titan!” sebut Titan memperkenalkan namanya dengan singkat.
“Yana, kita duluan ya soalnya, Titan udah capek banget kayaknya!” ucap Adit ke Yana.
“Yah, padahal ngobrolnya belum banyak loh, Dit.” jawab Yana.
“Sory yah, gue takut Titan kecapean.” jawab Adit tersenyum melihat Titan, membuat Titan sekarang melayang merasa bahwa dia sedang di perhatikan. “Ok deh.” ucap Yana dengan pasrah.
“Duluan ya!” Adit tersenyum kemudian mengajak Titan untuk keluar dari arena pertandingan, mereka berjalan menuju ruang ganti, Adit mencoba beberapa kali menggoda Titan dengan memiringkan kepalanya dan tersenyum memandang Titan, tapi Titan hanya mengeluarkan ekspresi datarnya, “Kenapa sih? Cemburu? Dia itu temen les gue dulu waktu jaman SMP.” jelas Adit yang seolah selalu bisa membaca pikiran Titan.
“Apaan sih, gue kecapean!” jawab Titan judes.
“Lo tuh kalo ke orang-orang bisa ya selalu jujur, kalo lo sebel lo bilang sebel, kalo lo marah lo bilang marah, kalo lo suka lo bilang suka! Tapi kenapa kalo sama gue selalu bohong?” tanya Adit yang lagi-lagi memiringkan kepalanya sambil tersenyum memainkan kedua alisnya melihat Titan.
Titan memberhentikan langkahnya kemudian membalas tatapan Adit, “Karena lo selalu bisa nebak apapun yang gue rasain!” jawab Titan kemudian berjalan cepat meninggalkan Adit yang tiba-tiba mematung sambil memegangi dadanya yang berdebar.
“Jadi tebakan gue kalo lo suka gue, itu juga bener dong?” teriak Adit saat Titan sudah berlari masuk ke dalam ruang ganti, meskipun tidak dijawab oleh Titan. Adit tetap tersenyum lebar, “Gemes banget sih!” ucap Adit tersenyum dan masih memegangi dadanya.
-||-
Pertandingan terus berlanjut, saat ini semua orang sedang berfokus pada satu perlombaan yang sangat ditunggu-tunggu, apalagi kalo bukan pertandingan basket, olahraga yang selalu menjadi primadona di mana pun, karena selain olahraganya menyenangkan, di dalamnya juga sering terdapat pria-pria tampan, yang bisa membuat para gadis yang menonton berteriak histeris.
“Lo lagi ngapain?’ tanya Titan saat melihat Puput yang sedang menulis sesuatu di atas karton putih.
“Liat deh!” Puput mengangkat karton itu dan melihatkan tulisannya ke Titan, tertulis di sana ‘Galin dan Adit semangat ya!’ ditambah dengan lambang hati dan foto kedua pria itu, dan tertulis di bawahnya ‘From Titan dan Puput’.
“Ha?” Titan menyipitkan satu matanya melihat lambang hati berwarna merah muda di sana, “Lo ngapain buat ginian? Anak-anak yang jadi suporter sekolah kita udah buat puluhan yang beginian!” tunjuk Titan ke kartas karton putih itu.
“Tapi kan ini spesial, liat from kita berdua, romantis kan?” Puput tersenyum.
“Rada-rada lo ya, yaudah ayo ke lapangan basket!” Titan menarik tangan Putri lalu mereka berjalan menuju lapangan basket, dan duduk diatas tribun tempat penonton.
Pertandingan basket itu diadakan di lapangan indoor, SMU Kusuma. Di lapangan sudah terlihat ada dua tim yang sedang bersiap, salah satunya tentu SMU Kusuma. Titan dan Puput sedang memutar kesana-kesini mata mereka untuk mencari di mana keberadaan Adit dan Galin, sampai akhirnya terdengar suara teriakan yang begitu meriah ketika melihat tim SMU Kusuma memasuki lapangan.