Pertandingan hari terakhir sebelum menuju malam puncak, hari ini pertandingan terakhir adalah fahsion show, siswi-siswi cantik dari berbagai sekolah sudah berkumpul dengan kostum mereka masing-masing, dengan sendal-sendal tinggi, dengan rambut yang ada diurai panjang, ada diikat rapih, semua tampak seperti model profesional.
“Gimana, Laras aman?” tanya Titan yang masuk ke dalam ruang ganti khusus untuk peserta fahsion show dari SMU Kusuma.
“Kacau!” jawab salah seorang panitia.
“Apa yang kacau?” tanya Titan lagi.
“Laras tadi pagi dapet (menstruasi), sekarang udah mau pulang karena perutnya keram, barusan dianter sama, Dito!” jelas panitia itu.
“Ha?” Titan menghembuskan napasnya, “Emang suka becanda kadang-kadang, pake acara keram perut pas lomba.” sambung Titan, tiba-tiba terlihat tiga panitia yang ada di sana sedang menatap melas ke arah Titan.
“Kenapa lo bertiga?” tanya Titan karena merasa tidak nyaman dilihati dengan melas oleh tiga orang itu, “Gue getok ya lo, sampe ada yang buka mulut nyuruh gue gantiin Laras, gue smakcdown kayak peserta taekwondo kemaren!” ancam Titan.
“Terus siapa lagi dong kalo bukan lo, liat baju ini ukuran lo, tinggal diakalin lo pake jaket kulit, atau manset panjang terus pake kerudung, kan aman.” jelas Dina, panitia yang sejak tadi berbalas bicara dengan Titan.
“Oh enggak-enggak!! Cewek di sekolah ini yang punya ukuran badan kayak gue banyak banget, lo jangan mikir macem-macem deh nyuruh gue ikutan beginian.”
“Tan, demi sekolah kita, demi reputasi SMU Kusuma, tunjukin pesona lo, tunjukin kalo pesona lo bukan cuma tendangan lo yang tinggi itu, atau tonjokan lo yang keras, tapi juga kelemah lembutan lo di atas panggung fahsion, ok?” Dina mencoba merayu Titan, tapi Titan hanya membalasnya dengan mengangkat tangannya yang sudah mengepal ke dekat wajah Dina. “Ok, hands up!” ucap Dina mengangkat tangannya karena takut.
“Gue ada solusi lain, demi menjaga reputasi sekolah tercinta ini!” ucap Titan tersenyum.
“Apa?” tanya Dina yang langsung tersenyum dan menurunkan tangannya. “Sebentar!” jawab Titan langsung memainkan ponselnya, “Kita tunggu lima menit” sambung Titan.
Tidak sampai lima menit, terlihat Puput yang berlarian dan ngos-ngosan masuk ke dalam ruang ganti, “Tan, lo kenapa?” tanya Puput ke Titan sambil masih mencoba mengatur napasnya.
“Tolongin gue!” ucap Titan dengan wajahnya yang panik.
“Ya lo kenapa, siapa yang gangguin lo?” tanya Puput dan langsung menatap tajam ke arah tiga panitia yang ada di sana.
“Mereka.” tunjuk Titan membuat wajah tiga panitia itu kaget, “Masa mereka maksa gue make baju ini, sama sepatu ini.” Tunjuk Titan ke baju cantik yang ada di gantungan baju dan sepatu yang terletak di atas meja, “Mereka maksa gue, padahal gue udah bilang gue nggak bisa, gue merasa di buly di sini!” Titan kembali beraksi, membuat tiga panitia itu semakin bingung.
“Eh lo semua kacau ya, udah tau, Titan bentukannya begini.” ucap Puput.
“Bentar maksudnya gimana? Bentukan begini?” potong Titan bertanya ke Puput.
“Maksudnya, tomboy!” jelas Puput melihat Titan, dan Titan hanya mengangguk, “Lo semua nyuruh, Titan, make heels yang ada kakinya cidera, terkilir, iya kalo cuma terkilir, kalo patah gimana?” Puput memarahi tiga panitia itu, sedangkan Titan yang ada di belakang Puput mencoba memberi kode ke Dina untuk mengikuti aktingnya dan meminta Puput yang menggantikan Laras, Dina yang mulai mnegerti langsung meluncurkan aksinya.
“Ok, kalo lo emang sayang sama Titan dan peduli sama Titan, ya lo bantuin, Titan dong!” ucap Dina.
“Ok, apa yang bisa gue bantu buat, Titan?” tanya Puput.
“Lo gantiin Titan pake baju ini, jadi peserta fahsion show!” jawab Dina.
“Siapa takut.” jawab Puput tanpa pikir panjang, sedangkan Titan yang berdiri di belakangnya kini tersenyum karena berhasil menjebak Puput, “Sebentar?” Puput baru menyadari bahwa ada kalimat yang terlewat dari telinganya, “Ini maksudnya gue disuruh ikutan lomba fahsion show?” tanya Puput ke Dina.
“Iya!” jawab Dina santai, mendengar hal itu Puput langsung memejamkan matanya dan menghembuskan napas beratnya, menyadari bahwa dia baru saja diitpu oleh sahabatnya sendiri, Puput menoleh ke arah Titan yang sedang menahan senyumnya, “Lo sialan juga ternyata!” ucap Puput melihati wajah Titan dengan melas, sedangkan Titan hanya tersenyum dan mengangkat kedua jarinya kemudian berlari kabur dari hadapan Puput.
“Titan!!” teriak Puput yang melihat Titan berlari secepat kilat.
“Eh, lombanya sepuluh menit lagi, sekarang lo ganti baju dan siap-siap!” suruh Dina memberikan baju indah berwarna hitam itu ke Puput, dengan perasaan sesal yang berlipat ganda, Puput menerima pakaian itu. “Ok.” ucapnya kemudian mulai bersiap.
-||-
Saat Puput sedang melakukan persiapan, Titan sedang sibuk menyiapkan tiga kursi penonton yang akan dia tempati bersama Adit dan Galin, Titan duduk manis menjaga dua kursi kosong di sampingnya, menunggu kedatangan Adit dan Galin, sayangnya yang datang justru Daniel dan Andi.
“Hai?” sapa Daniel melihat Titan yang duduk sendirian.
“Hai!” jawab Titan datar.
“Kok sendirian?” tanya Daniel lagi.
“Ya sendirian aja.” jawab Titan yang malas, kemudian langsung membuka ponselnya untuk menghindari obrolan tidak penting dengan Daniel.
“Puput mana?” tanya Andi yang masih berdiri dengan Daniel.
“Lagi siap-siap, buat fahsion show.” jawab Titan yang masih sibuk dengan ponselnya.
“Ha? Serius? Kalo gitu gue harus nonton!” Andi mencoba duduk di samping Titan, dengan cepat dicegah oleh Titan. “Eh jangan di sini, di belakang aja, ini kursi buat Adit sama Galin!” Titan meletakkan kedua tangannya di atas kursi yang hendak diduduki oleh Andi.
“Ya elah timbang kursi doang.” ucap Andi kesal.
“Iya karena justru cuma kursi doang, jadi lo berdua nggak akan ada masalah buat pindah ke belakang!” jawab Titan tersenyum kemudian langsung memainkan ponselnya, membuat Andi dan Daniel langsung bergeser ke belakang Titan dan Duduk di sana.
Dari arah pintu masuk aula yang dijadikan tempat perlombaan fahsion show dan malam puncak nanti malam, terlihat Adit dan Galin berjalan masuk ke arah Titan yang duduk sendirian.
“Hm!” Adit dan Galin duduk dengan lemas karena melihat Daniel juga Andi sudah duduk di belakang Titan, “Ngapain sih di sini?” tanya Adit ke Titan. “Iya sih Tan, mending kita ke kantin makan batagor!” ajak Galin.
“Mch! Ih, udah duduk diem, kita liat Puput ikutan fahsion show!” ucap Titan tersenyum.
“Serius?” Adit dan Galin kompak.
“Iya udah tunggu aja!” Titan menyuruh kedua sahabatnya itu untuk menunggu dan duduk manis.
Setelah aula terisi penuh acara pun dimulai, dua orang panitia yang kali ini menjadi MC acara sudah naik ke atas panggung dan membuka acara, setelah beberapa kata sambutan dan beberapa guyonan dari dua MC yang sangat menyenangkan itu, akhirnya acara pun dimulai.
limabelas peserta fahsion show sudah bersiap di belakang panggung untuk keluar satu-persatu menunjukkan pesona mereka, Puput berdiri di bagian paling belakang sebagai tuan rumah, saat ini dadanya sedang berdetak kencang karena gugup.
“Sudah waktunya untuk melihat limabelas pesona puteri cantik dari masing-masing sekolah, sebelumnya kita minta tepuk tangannya teman-teman supaya peserta kita semakin semangat tentunya!” semua orang bertepuk tangan sambil bersorak girang.
“Fahsion show kali ini diikuti oleh limabelas peserta dari limabelas sekolah yang berbada, termasuk tuan rumah SMU Kusuma mengirimkan satu pesertanya, dan inilah pesona ke-limabelas peserta kita!” ucap MC, membuat semua orang bertepuk tangan ketika tirai panggung dibuka dan keluar satu-persatu peserta dengan baju dan paras yang sunggu cantik.
Setiap peserta yang keluar dari tirai itu mendapat tepuk tangan yang meriah, “Ini sih Puput ikutan apa enggak sih?” tanya Adit karena tidak melihat satu pun peserta yang dia kenal.