Parkiran sekolah sudah sangat ramai malam ini, terlihat barisan mobil-mobil mewah sudah tersusun rapih, begitu juga dengan motor-motor mahal yang jarang terlihat di parkiran pagi, kini bersusun rapih malam ini.
“Parah! Ini orang-orang yang sekolah di SMU Kusuma kayaknya anak orang kaya semua, ya!” ucap Titan yang sudah turun dari mobil dan memperhatikan parkiran.
“Namanya juga sekolah mahal!” jawab Adit yang sekarang sedang merapikan pakaiannya.
“Put?” panggil Galin memberikan tangannya ke Puput untuk segera digandeng oleh Puput, tanpa basa-basi Puput langsung melingkarkan tangannya ke lengan Galin, “Nggak malu gadeng cowok yang nggak bawa mobil mewah malem ini?” tanya Galin melihat Puput.
“Selama dia ganteng, masih aman!” bisik Puput tersenyum ,
“Ok!” jawab Galin yang sekarang sudah melihat ke depan, “Guys, kita dulua ya!” Puput dan Galin berjalan masuk sambil bergandengan ke arah sekolah, Titan dan Adit hanya melihati keduanya.
“Wah, yang tadinya malu-malu sekarang jadi nggak punya malu lagi!” Titan menggelengkan kepalanya.
“Kita juga bisa!” Adit memberikan lengannya ke Titan, sedangkan Titan langsung mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke hadapan wajah Adit, “Hands up!” Adit mengangkat kedua tangannya.
“Ayok!” ajak Titan langsung berjalan masuk ke dalam sekolah, menyusul Galin dan Puput yang berjalan tidak jauh di depan mereka.
Malam ini semua mata tertuju kepada Puput dan Galin yang bergandengan, semua orang benar-benar iri malam ini, termasuk Diana, siswi yang sempat dihukum oleh sekolah karena Puput mengadukan tindakan perundungan yang dilakukan Diana ke dirinya.
“Dia, itu Galin sama Puput udah pacaran, ya?” tanya seorang teman Dian yang malam itu sudah lebih dulu menikmati pesta malam puncak.
“Ah, hati gue sakit ngelihatnya!” Diana meletakkan air minumnya di atas meja, kemudian mendekati Galin dan Puput.
“Galin?” panggil Diana dengan wajahnya yang cemberut.
“Iya?” jawab Galin santai.
“Kalian pacaran?” tanya Diana seolah sedang menginterogasi.
“Harus gue jawab banget, ya?” tanya Galin balik, “Soalnya gue belum tau jawabannya, nih!” sambung Galin dengan lembut, namun menyisipkan kode untuk Puput.
“Erh!!” Diana menghentakkan kakinya lalu pergi dari hadapan Galin dan Puput.
“Em, cewek aneh!” ucap Puput. Mereka lanjut berjalan mendekati panggung malam puncak, karena sebentar lagi pembagian hadiah dan susunan acara lainnya akan segera dimulai.
Tepat sebelum acara dimulai, ketika Puput, Titan, Adit dan Galin sudah duduk manis di kursi mereka, tiba-riba Andi dan Daniel datang menghampiri Puput dan Titan.
“Put?” panggil Andi yang berdiri di depan Puput.
“Iya?” jawab Puput mendongakkan kepalanya melihat Andi yang beridiri di hadapannya.
“Tadi aku jemput ke rumah, tapi rumah malah kosong. Kenapa nggak nunggu aku jemput sih?” Andi berbicara seolah-olah bahwa dia adalah pacarnya Puput.
“Loh, kamu, kan nggak bilang kamu mau jemput aku, gimana aku mau nunngu kamu?”
“Ya kamu harusnya tau dong kalo aku bakal jemput kamu!”
“Emangnya aku peramal, kamu kalo mau ngajak aku kemana-mana ya harusnya bilang!”
“Bukannya kita bisa saling ngajak tanpa alasan dan izin, kan?”
“Nggak gitu dong, sejak kapan ada peraturan kayak gitu?”
“Udah-udah, acaranya udah mau mulai tuh!” Galin mencoba menengahi mereka, membuat Andi memundurkan langkahnya, kemudian duduk di belakang kursi Puput, sedangkan Daniel hanya diam melihati Titan tanpa berani menyapanya.
“Eh, Titan cakep banget lo, bisa juga pake baju sama sepatu ginian?” tanya seorang laki-laki yang lewat di depan Titan.
“Lumayan, nendang orang pake ginian juga bisa gue, malahan lebih mantep, mau nyoba?” ucap Titan dengan sinis ke orang itu, membuat Adit hanya tertawa kecil.
“Enggak-enggak makasih, gue cuma mau bilang, lo cakep, mantap!” orang itu menaikkan jempolnya dan perlahan-lahan berjalan menjauhi Titan karena takut.
“Galak banget sih!” Adit melihat ke arah Titan.
“Ya orang kalo nggak digituin nanti ngelunjak, awalnya becanda lama-lama ngebuly, jadi sikat aja duluan biar diem!” jawab Titan.
“Ok, petuah yang akan diingat.” Adit tersenyum, lalu semua orang kini fokus melihat ke arah panggung, malam puncak yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai.
-||-
Rundown satu-persatu dilalui, pesta yang sangat meningkatkan mood para siswa dan siswi malam itu, dimulai dari pembukaan sambutan dari kepala sekolah, yang mengingatkan siswa dan siswinya yang harus tetap tertib dalam acara tersebut, tentunya dengan pengawasan ketat para guru dan panitia, siswa-siswi yang bersekolah di SMU Kusuma juga selalu mengingat hal itu, buktinya dengan terus diadakan acara seperti ini setiap tahunnya.
Acara berlanjut dengan penampilan-penampilan terbaik dari SMU Kusuma, sampai akhirnya pembagaian hadiah pun dimulai, satu-persatu pemenang lomba dipanggil ke atas panggung untuk menerima hadiah yang diberikan oleh SMU Kusuma, beberapa sekolah yang menang sudah mengirimkan perwakilan siswa-siswi mereka dan guru-guru mereka untuk menghadiri malam puncak ini.
Hingga yang paling tegang adalah pengumuman lomba fahsion show, karena di hari perlombaan mereka sama sekali tidak mengetahui siapa pemenangnya, berbeda dengan lomba lain yang sudah diketahui hasilnya pada saat perlombaan dilaksanakan.