SAKURA

bibliosmia
Chapter #12

PERBEDAAN PACARAN DAN SAHABATAN

Peresmian jalinan hubungan asmara antara dua anak remaja yang sedang kasmaran itu sudah dilakukan, Puput dan Galin sudah resmi menjadi sepasang kekasih, mungkin tidak banyak yang akan berubah karena mereka sudah bersahabat lebih dulu, hanya saja perhatian dan rasa kepedulian akan sedikit meningkat, mungkin ini perbedaan yang akan sangat mencolok dan bisa menjawab pertanyaan Titan.

Pagi ini Titan sudah siap di atas motor di depan pagar rumah Puput, menunggu gadis ceria yang selalu tidak pernah tepat waktu jika ke sekolah, heran kenapa otaknya bisa sangat cerdas.

“Put ...” teriak Titan untuk kesekian kalinya, “Gue tinggal ya!” ancam Titan, karena sudah hampir sepuluh menit Titan menunggu, sedangkan Puput sedang sibuk dengan rambutnya, dia mengikat rambutnya hari ini, membuat aura kecantikannya semakin bertambah.

Saat Puput keluar dari balik pagarnya, tepat bersamaan dengan datangnya Galin bersama motornya, Galin memutar motor itu dan berhenti di samping motor Titan.

“Morning?” sapa Galin tersenyum hangat pagi ini.

“Morning!” jawab Titan santai.

“Morning!!” teriak Puput yang langsung berlari dari depan pagar menuju motor Galin.

“Tan, mulai hari ini gue bakalan dianter jemput sama, Galin.” ucap Puput tersenyum manis.

“Betul, sekarang setiap pagi dan setiap pulang sekolah, Puput akan selalu sama gue!” ucap Galin tersenyum.

“Oh.” Titan mengangguk, “Jadi ini bedanya?” sambung Titan, benaknya berpikir bahwa ternyata perbedaan antara persahabatan dan pacaran adalah di mana dua orang akan selalu bersama dalam keadaan apapun, “Yaudah, yuk!” Titan berniat menghidupkan motornya, namun gagal karena terlihat motor Adit baru saja tiba dan berhenti di dekat mereka.

“Good morning everybody?” sapa Adit tersenyum lebar.

“Lo ngapain?” tanya Titan menoleh ke Adit.

“Lah, kok ngapain sih? Kan, biasanya juga gini dari dulu, kita ke sekolah bareng-bareng, kemarin-kemarin, kan, kita sibuk masing-masing gara-gara lomba tahunan, sekarang udah enggak, ya balik lagi dong, berangkat sekolah sama-sama!” jelas Adit, membuat Titan dan Galin mengingatnya.

“Oh iya yah, kita selalu berangkat sekolah barengan!” Galin baru mengingatnya. Sedangkan Titan langsung tersenyum dan berkata, “Ternyata bukan ini bedanya!” ucap Titan melihati semuanya, “Yaudah, yuk!” sambung Titan lagi, kemudian langsung menghidupkan motornya dan menarik gas untuk langsung berjalan.

“Titan kenapa sih, dari tadi ngomongin beda-beda mulu?” tanya Puput bingung ke Adit dan Galin.

“Tau tuh, makin hari makin aneh!” jawab Galin tersenyum.

“Justru itu pesonanya.” ucap Adit.

“Hm ... yaudah yuk cabut!” ajak Galin.

Mereka pun melajukan motor masing-masing menuju sekolah sebelum terlambat dan pintu pagar sudah terkunci rapat. Di perjalanan, empat remaja yang terikat persahabatan itu menaiki motor mereka dengan perasaan gembira. Hari ini terlihat sangat cerah, angin pagi membuat wajah mereka terasa sangat segar, Galin dan Puput tidak henti saling melempar candaan di atas motor dan terus tertawa, sedangkan Adit dan Titan hanya berjalan beriringan, Adit mencoba sesekali memperhatikan Titan yang ada di depannya, dan Titan sesekali melihat Adit dari kaca spionnya, manis sekali.

-||-

Setelah tiba di parkiran motor dan mereka semua memarkirkan motor dengan sangat rapih, Adit mengeluarkan empat toples berwarna biru dari dalam jok motornya.

“Nih!” Adit membagikan satu-persatu toples itu ke sahabat-sahabatnya.

“Apaan nih?” tanya Puput.

“Biar gue tebak ...” teriak Titan, “Pisang cokelat keju, buatan Mamanya Adit, iya kan?” Titan tersenyum.

“Betul!” jawab Adit.

“Oh yang waktu itu lo makan ya, Tan? Yang enak banget itu?” tanya Puput dan langsung membuka isi toples.

“Yoi!” jawab Titan yang juga ikut membuka toples itu, mereka sama-sama mencium aroma wangi dari pisang yang ditaburi parutan keju dan cokelat itu.

“Wah ... surga!” ucap Titan, “Sampein makasih ya ke, Mama!” sambung Titan ke Adit.

“Siap, Mamanya juga nitip pesen ke kalian katanya kapan main ke rumah? Minggu ini Mama bakal stay di rumah kayaknya!” ucap Adit, karena memang di antara mereka semua hanya Adit yang sepertinya sedikit kurang perhatian dari kedua orang tuanya yang sangat sibuk, Papa dan Mama Adit sama-sama seorang pebisnis, hal itu membuat Adit sering merasa sendirian, walaupun setiap kali Mama atau Papanya tidak sibuk, mereka pasti langsung meluangkan waktu dengan Adit.

“Pulang sekolah gimana? Kita main ke rumah Adit.” ajak Galin.

“Boleh!” Titan setuju.

“Gue juga?” tanya Puput.

“Yaiyalah, lo kan sekarang bagian dari kita juga, langsung naik jadi kekasih hati lagi!” Adit menggoda Puput dan Galin.

Ok!” Puput mengangkat tangannya.

Setelah sedikit mengobrol dan membawa toples masing-masing, kini mereka sudah masuk ke dalam kelas dan menikmati pisang cokelat keju yang nikmat itu.

-||-

Proses belajar mengajar terlihat sangat serius akhir-akhir ini, tugas-tugas memang berkurang, tapi mereka dipaksa untuk belajar lebih tekun lagi karena masa ujian semakin hari semakin dekat. Setiap siswa dan siswi yang beristirahat di kantin selalu mengeluhkan hal yang sama, yaitu betapa beratnya proses belajar mereka, betapa berdebarnya jantung mereka untuk menghadapi ujian.

“Ujian tuh emangnya buat orang-orang sestres ini ya?” tanya Titan ke Adit dan Puput yang sedang duduk makan bersama di kantin, sedangkan Galin sedang sibuk dengan urusan organisasinya.

“Ya emang, lo pinter sih jadi susah jelasinnya!” jawab Adit.

“Maksud gue kalo mereka tau ujian bakal susah ya belajar! Ini malah ngeluh tapi sambil main hp, kan aneh!”

“Iya sih bener, udah tau sekolah susah, mahal, tapi kerjaannya main doang, giliran nilai jelek malah ngeluh!” timpal Puput.

“Iya juga sih, untung gue nggak begok-begok banget!” Adit tercengir, karena memang sebetulnya Adit juga siswa yang cerdas, sama seperti Galin, Titan dan Puput, itu sebabnya mereka selalu jadi unggulan sekolah.

Saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba siswi bernama Diana datang ke meja mereka bersama dua orang temannya, “Put?” panggil Diana yang sudah berdiri di samping meja Puput.

“Iya?” Puput menoleh dan melihat Diana, “Lo, kenapa?” tanya Puput lagi.

Lihat selengkapnya