Semua siswa dan siswi sedang sibuk menyiapkan diri untuk pergantian keanggotaan dari setiap ekstrakulikuler, para panitia osis juga sedang sibuk-sibuknya menyiapkan penyambutan untuk siswa-siswi tahun ajaran baru.
“Asli deh, Tan. Gue yakin Shila suka sama Galin!” ucap Puput ketika mereka sedang bersantai sambil merendam kaki di kolam renang rumah Puput.
“Lagian yang nggak suka sama, Galin siapa sih? Kayaknya semua anak-anak di sekolah suka sama dia.” jawab Titan.
“Iya sih, tapi maksud gue ini cewek beda. Dia terlalu ngotot dan nunjukin kalo dia suka sama Galin!”
“Biarin aja, lagian Galin, kan sukanya ke lo bukan ke dia.”
“Menurut lo Galin bakalan luluh nggak ya sama itu cewek?”
“Mungkin enggak!”
“Kok mungkin sih, yang pasti dong.”
“Ya mana gue tau, hati orang kan berubah-berubah.”
“Ah ...” Puput berteriak.
“Dih keganggu ni anak. Udah ah jangan mikirin yang begituan mulu, lo semenjak pacaran jadi banyak pikiran gini, yang ceria dong kayak dulu!”
“Heh, gue sekarang tu lebih ceria ya dari dulu, ini karena ada yang usil aja ni jadinya begini.”
“Makanya jangan pacaran, ribet!”
“Ah lo mah.” Puput mendorong tubuh Titan.
“Iya-iya maaf, gue bisa bantu apa?” tanya Titan.
“Em ...” Puput berpikir sambil merapatkan kedua bibirnya.
“Lama, mau gue sikat aja apa tuh cewek?” sambar Titan bertanya.
“Wah kejam!” Puput melihati Titan.
“Ya lagian lo begini, besok deh gue coba ngajak ngobrol dia!”
“Nah itu baru keren, tapi yang baik-baik ya?”
“Hm.” Titan berdeham, membuat Puput langsung tersenyum.
-||-
Keesokan harinya ketika di sekolah, sesuai janji Titan kepada Puput untuk menemui Shila dan berbicara empat mata. Sudah hampir setengah jam Titan berkeliling mencari keberadaan gadis bernama Shila itu, mulai dari kelasnya, tempat-tempat class meeting dilakasanakan, radio sekolah, uks, ruang osis, kantin, taman, tidak ada satu tempat pun yang bisa menunjukkan batang hidung gadis bernama Shila itu.
“Hantu kali ya tuh orang, dicari nggak ketemu-ketemu.” Titan bergumam sendiri, lalu berjalan masuk ke dalam toilet untuk merapikan baju serta jilbabnya.
“Eh ada sih macan!” teriak Puput yang baru saja masuk ke dalam toilet dan melihat Titan sedang merapikan pakaiannya.
“Gue gigit lo ya.” ucap Titan dengan matanya yang tajam.
“Coba ...” Puput menggoda Titan, membuatnya tertawa kecil. “Udah ketemu sama, Shila?” sambung Puput bertanya.
“Itu anak kayaknya hantu deh, Put!” Titan berbalik menghadap ke arah Puput, “Gue udah muterin sekolah dan sama sekali nggak ketemu sama dia.” sambung Titan.
“Mulut dijaga, hantu yang beneran tersinggung baru tau rasa.” Puput menepuk lengan Titan.
“Ish ... takut lo ya?” Titan mulai menggoda Puput.
“Enggak. Udah ah mau pipis!” Puput berjalan masuk ke dalam WC, saat di depan pintu Puput kembali menoleh ke arah Titan, “Lo diem di situ jangan kemana-mana!” Puput langsung menutup pintu Wcnya.
“Yahhh dasar penakut!” teriak Titan, kemudian masuk ke salah satu WC lainnya.
Tak lama setelah Titan dan Puput masuk ke dalam Wc, terdengar ada dua siswi yang juga masuk ke dalam toilet sambil mengobrol.
“Lo ngapain sih ngintilin, Kak Galin mulu?” tanya seorang siswi ke siswi lainnya yang ternyata adalah Shila.
“Ya biar bisa deket lah!” jawab Shila sambil merapikan rambutnya yang panjang dan indah itu.
“Lo nggak takut? Dia pacar orang tau.”
“Sama Puput? Gue kalo dijejerin sama Puput bisa lah, bahkan bisa jadi cantikan gue.”
“Ya kalo urusan cantik mah kalian sama-sama cantik, tapi Kak Puput itu terbaik tau, Shil!”
“Terbaik apaan?”
“Dia bisa ngebuat, Kak Diana yang sangarnya kayak macan baru bangun tidur jadi jinak, dia juga yang ngelaporin kelakuan, Kak Diana ke guru BK, dia baik banget tau, selalu mau nyapa orang lain duluan, ceria, lo nggak takut kena karma nyakitin orang sebaik dia?”
“Yaelah, gue juga anak baik kali. Lagian ini urusan perasaan nggak bisa dibohongi, gue juga mulai ngerasa kalo, Kak Galin juga suka sama gue.”
“Hah?”
“Tadi dia ngebantuin gue ngebuat pidato, dia fokus sama gue doang, ya kali udah kayak gitu nggak ada perasaan.”
“Shil, Kak Galin itu dari dulu juga begitu. Makanya semua orang pernah baper sama dia, kan?”