Sejak hari itu Galin mencoba untuk menjaga jarak denga Shila, terlebih memang sudah tidak ada lagi hal yang bisa membuat mereka bersama, karena semua urusan tentang osis sudah selesai. Hari ini adalah pengumuman untuk semua nama-nama ketua dari semua cabang ekstrakulikuler dan untuk ketua osis. Besok akan diadakan pelantikan di aula sekolah secara resmi dan akan ada limapuluh siswa dan siswi yang akan berangkat untuk mengikuti camping tahunan, termasuk Galin, Puput, Titan dan Adit.
“Mch!” Puput berdecak.
“Kenapa?” tanya Galin langsung menggenggam tanga Puput.
“Deg-degan!” jawab Puput.
“Hm ...” Galin tersenyum, “Kamu nggak nungguin hasil apa-apa, tapi kenapa kamu deg-degan?” tanya Galin sambil tertawa kecil.
“Ngeliatin muka mereka semua yang tegang.” jawab Puput yang ikut tersenyum.
Suara microfon mulai berbunyi, seorang guru laki-laki sedang berdiri di tengah lapangan dan meminta semua siswa dan siswi untuk berkumpul membuat barisan sesuai kelas mereka masing-masing. Puput dan Galin harus berpisah karena kelas mereka berbeda, Puput berdiri di barisan paling depan, bersebelahan dengan Titan.
“Tan, ketua ektrakulikuler taekwondo yang cewek siapa?” tanya Puput berbisik.
“Nggak ada!” jawab Titan yang juga berbisik sambil menggelengkan kepalanya.
“Kok bisa?”
“Nggak ada yang sejago gue.” Titan tersenyum menyombongkan keahliannya.
“Serius?” Puput tertawa kecil.
“Syut!” Titan memberi kode untuk diam karena guru laki-laki yang memegang microfon itu mulai membuka kertas di dalam sebuah amplop untuk membacakan nama-nama siapa saja yang terpilih menjadi ketua osis dan ketua untuk masing-masing cabang ektrakulikuler.
“Baik anak-anak, Bapak akan segera membacakan hasil putusan dari rapat dewan guru bersama para pelatih, para pembina organisasi, dan para ketua lama dari mulai osis dan maisng-masing cabang ekstrakulikuler!” Pak Guru bernama Baim itu mulai membuka lembaran dari kertas yang sudah dia pegang.
“Sebelum Bapak mengumumkan hasilnya, Bapak akan memberitahukan bahwa untuk ekstrakuliker taekwondo hanya akan ada satu ketua, jadi tidak akan dipisah lagi ketuanya seperti sebelumnya yah. Kalau sebelumnya ada Titania Alamsyah sebagai ketua taekwondo untuk tim putri, kalian tau Titan, kan? Yang pukulannya bisa ngebuat samsak menyerah!” ucap Pak Baum membuat orang-orang tertawa dan menganggukkan kepala mereka karena setuju dengan istilah yang diucapkan Pak Baim tentang kekuatan Titan.
“Kalau untuk tim putra kita ada Aditya Gentana, kalian tau, kan? Orangnya yang kalo mukul samsak sambil ngelawak, tapi selalu juara kalo ada pertandingan!” ucapan Pak Baim kali ini juga membuat siswa-siswi tertawa.
“Sekarang untuk taekwondo kita hanya akan ada satu ketua, karena menurut laporan dari Titan sebagai ketua lama, bahwa tahun ini tim taekwondo kita hanya merekrut sepuluh anggota putri yang baru bergabung, dan ada Lima orang yang naik ke kelas XI, ke Limabelas anak ini mengaku bahwa belum sanggup untuk menjadi ketua.” ucapan Pak Baim membuat sedikit siswa-siswi yang berbaris menjadi ribut, mereka bertanya-tanya kenapa tidak ingin memimpin ektrakulikuler terkenal nomor dua setelah basket di SMA Kusuma.
“Kami sudah mengdakan rapat dan menghargai keputusan limabelas siswi ini, menurut ketua yang lama yaitu Titan, taekwondo akan tetap berjalan walau ada atau tanpa ketua tim, selama tim tersebut kompak maka semuanya akan beres. Jadi kami memutuskan hanya akan ada satu ketua yang dipimpin oleh laki-laki.” Pak Baim kini melihat ke kertas yang dia pegang.
“Untuk pertama Bapak akan bacakan ketua tim taekwondo, baru ekstrakulikuler yang lain dan terakhir ketua osis!” semua dada berdebar, terutama orang-orang yang menyalonkan diri mereka sebagai ketua dari semua bidang organisasi.
“Ketua taekwondo untuk masa jabatan satu tahun ke depan akan di pimpin oleh ... Edwin Jaya Friandika!” ucap Pak Ari membuat siswa dan siswi tersenyum dan bertepuk tangan, siswa kelas XI yang tampan dan cerdas, siswi-siswi yang gagal mendapatkan cinta Galin ataupun Adit sepertinya meletakkan Edwin sebagai incaran nomor tiga.
“Ketua Basket akan di pimpin oleh ... Raja Ardiansyah!” Pak Baim terus membacakan satu persatu nama dari orang-orang yang berhasil menjadi ketua dari sebuah organisasi yang mereka suka. Sampai akhirnya masuk ke pengumuman terakhir yaitu ketua osis.
“Untuk yang terakhir ketua osisi kita dengan masa jabatan satu tahun ke depan akan dipimpin oleh ...” Pak Baim memberi jeda kalimatnya cukup lama sebelum akhirnya menuntaskannya, “Eko Dwi perwira!” sambungnya membuat suasana semakin riuh dengan tepuk tangan.
“Sabar ya, Shil!” ucap salah satu teman Shila karena menyadari kegagalan Shila menjadi seorang ketua osis.
“Santai, gue nggak seobsesi itu kok!” jawab Shila tersenyum.
Setelah pengumuman selesai, semua siswa dan siswi dibubarkan agar bisa pulang ke rumah masing-masing dan menyiapkan diri untuk pelantikan besok, Pak Baim juga mengumumkan untuk limapuluh orang yang mengikuti kegiatan camping tahuan untuk segera menyiapkan keperluan mereka dan menjaga kesehatan agar acara camping tahunan bisa berjalan dengan lancar.
-||-
Setelah membubarkan diri mereka masing-masing, setiap siswa dan siswi memiliki agenda mereka tersendiri hari ini. Karena masih pukul sepuluh pagi, banyak dari mereka yang tetap berada di sekolah untuk bermain, atau pergi ke rumah teman mereka, atau ada yang langsung mengganti pakaian mereka dan berlagak menjadi orang dewasa masuk ke dalam mal, tingkah remaja-remaja ini memang sangat lucu.
Seperti empat sahabatan yang menjadi tokoh utama di dalam cerita ini, mereka sedang berada di kafe serimada untuk menikmati hidangan kesukaan mereka dan mengobrol.
“Hah!” Puput menghembuskan napasnya setekah menyeruput hampir setengah gelas jus mangga yang dia pesan, “Deg-degan gue ilang, yang kepilih jadi ketua pasti sekarang lega banget ya.” ucap Puput.
“Aneh, orang yang ikutan pemilihan, kenapa lo yang deg-degan?” teriak Adit melihati keanehan sahabatnya ini.
“Gue mencoba untuk berkontribusi di dalam hati mereka.” jawab Puput membuat Galin dan Titan tertawa, tapi Adit semakin memandangi Puput sebagai gadis aneh.
“Tapi gue juga lega sih, akhirnya kelar juga. Sebulan ngurusin jalannya pemilihan osis, malah nimbulin banyak masalah!” ucap Galin.
“Hm ...” Titan tersenyum, “Gue jadi ikut lega, selain karena semoga lo nggak terlibat masalah lagi sama Puput. Gue juga lega karena bisa tenang ninggalin tim taekwondo gue dengan ketua yang kayak, Edwin!” jelas Titan.
“Kenapa?” tanya Adit spontan.
“Ya karena, Edwin yang emang pantes ngejalanin tanggung jawab ini, kalian tau sendiri Edwin itu keren, pinter, tanggung jawab, jago lagi taekwondonya, jadi dia nggak mungkin ngebuat anak-anak taekwondo susah.”
Adit merapatkan mulutnya dan membuka lebar kedua matanya sambil melihati Titan, “Ok. Edwin atau gue?” tanya Adit tiba-tiba, membuat Galin, Puput dan Titan tertawa karena sudah pernah mendengar pertanyaan seperti ini dari Adit.
“Edwin!” jawab Titan sambil tertawa.
“Gue tanya sekali lagi ya, Edwin atau gue?”
“Edwin!” jawab Titan yang maih tertawa.
“Ok, sekali lagi loh ini beneran sekali lagi!” Adit berdiri, “Edwin atau gue?”
“Hahaha!!” Galin, Puput dan Titan kali ini tertawa dengan cukup kenccang.
“Iya-iya lo, Aditya Gentana!” jawab Titan sambil tertawa.
“Nah gitu dong, harus ditanya tiga kali banget!” Adit menggerutu.
“Udah duduk-duduk diliatin orang, Dit.” Titan meminta Adit untuk duduk namun mereka bertiga sama sekali tidak bisa berhenti tertawa.
-||-
Malam ini Titan dan Puput sedang memasukkan beberapa barang yang akan mereka bawa untuk mengikuti camping tahunan, dibantu oleh Bunda dan Ayah.
“Campingnya berapa hari?” tanya Ayah sambil memberikan masing-masing satu potong apel ke Titan dan Puput.
“Cuma dua hari satu malem kok, Yah!” jawab Titan yang menerima potongan apel itu dan langsung memakannya.
“Jangan lupa bawa lotion nyamuk, selimut, jaket sama makanan yang banyak!” Bunda memberikan semua yang dia sebutkan itu ke hadapan Titan dan Puput.
“Gimana mau lupa kalo, Bunda udah nyiapain semuanya gini.” ucap Puput yang melihati semua benda yang disebutkan Bunda tadi sudah ada di hadapannya.
“Hm ...” Ayah tersenyum, “Bunda luar biasa, kan?” tanya Ayah melihat ke Puput.
“Jos!” jawab Puput mengangkat jempolnya, sedangkan Bunda dan Titan hanya tersenyum.
“Adit sama Galin, ikut?” tanya Ayah.
“Ikut dong!” jawab Puput dengan semangat.
“Ini camping ya, Put. Jangan pacaran!” Ayah mengetuk pelan kepala Puput.
“Iya, lagian mana bisa Puput macem-macem, pengawal Puput galak!” ucap Puput tertawa meledek Titan, sedangkan Titan hanya tersenyum menggelengkan kepalanya, dia tetap fokus pada barang-barang di depannya dan potongan-potongan apel yang sangat menggiurkan malam ini.
“Bun, obat-obatan?” tanya Titan karena tidak melihat kotak obat di dekatnya.