"Sebesar apapun usia kita, sedewasa apapun pemikiran kita, nyatanya pangkuan dan nasihat ibu menjadi tempat ternyaman untuk pulang"
-Nayla Andita-
Setelah berkutat dengan pekerjaannya sebagai waiters, akhirnya Nayla bisa mengistirahatkan tubuhnya sebentar sebelum dirinya kembali ke rumahnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Hari ini, ia tidak dijemput Elnan karena katanya dia sedang ada keperluan lain dengan orangtuanya. Hubungan Elnan dan Nayla yang terhitung sudah satu tahun, hingga saat ini masih terganjal restu dari ibunda Elnan---Sarah. Sarah dan sang suami---Atmaja, terbilang masuk ke golongan kelas atas. Sangat berbeda dengan keluarga Nayla dimana sang ayah hanya sebagai pegawai kantor biasa dan sang ibu yang hanya sebagai ibu rumah tangga. Sarah sempat melarang Elnan untuk berhubungan dengan Nayla, namun Elnan tidak menghiraukan sang bunda hingga Sarah hanya membiarkan Elnan untuk saat ini.
Nayla mengganti pakaiannya dengan pakaian yang tadi ia pakai saat datang ke restoran. Setelah siap, Nayla bergegas keluar restoran untuk memesan ojek online untuk mengantarnya pulang.
"Pulang naik apa Nay?" tanya Yumna menghampiri Nayla yang sedang bersiap untuk pulang.
"Naik ojek online seperti biasa," jawab Nayla yang sudah siap untuk pulang.
"Elnan gak jemput?" tanya Yumna.
Nayla menggeleng sambil tersenyum tipis. Yumna yang melihatnya hanya menghela nafas lelah. Yumna sangat tahu tentang hubungan Nayla dan Elnan yang terganjal restu ibunda Elnan. Yumna sebenarnya lelah melihat Nayla kadang melamun saat jam istirahat. Yumna pun tahu apa penyebab dirinya sering melamun itu.
"Ada acara keluarga dia?" tanya Yumma yang tepat sasaran.
"Iya. Tante Sarah sama Om Atmaja mengajak dia ketemu sama rekan bisnis Om Atmaja," jawab Nayla.
"Sabar ya Nay," ujar Yumna sambil menepuk bahu Nayla pelan.
"Gue gak apa-apa, udah biasa juga kan. Yaudah, gue duluan ojek online nya udah sampe. Bye assalamualaikum Yumna sayang," pamit Nayla sambil menuju keluar.
"Waalaikumussalam."
****
Elnan merebahkan dirinya di kasur king size miliknya setelah menemani orangtuanya makan malam dengan rekan bisnis sang ayah di salah satu restoran. Elnan mengamati langit-langit kamarnya sembari termenung. Ia kembali teringat dengan perbicangan orangtuanya dan rekan bisnis mereka tadi.
"Kayaknya kalau kita besanan lebih enak deh mbak, biar kita sering sharing," ujar Vina---istri Pak Handoko rekan bisnis Pak Atmaja.
"Saya juga maunya gitu mbak, cuma si Elnan nya masih kepincut sama gadis desa itu," ujar Sarah dengan ketus.
"Ma," ujar Atmaja memperingatkan istrinya agar tidak menjelekkan Nayla.