Mobil berhenti di depan kantor polisi. Pintu sebelah kanan terbuka. Ayah dan Ibu berjalan cepat memasuki kantor polisi. Ibu mengambil inisiatif untuk menanyakan keberadaan anak mereka kepada petugas yang berjaga di depan.
Ayah terlihat tidak sabar. Sejak tadi, ia terus mengamati sekelilingnya, memastikan bahwa tidak ada orang yang mengenali mereka dalam situasi yang memalukan ini. Ia merasa yakin bahwa mereka aman.
Setelah itu, Ayah melirik seorang petugas yang sedang sibuk berkoordinasi dengan petugas di dalam.
Akhirnya, mereka diperbolehkan masuk ke dalam. Ayah langsung menarik tangan kanan Ibu. Mereka memasuki ruang interogasi.
Di dalam, ada seorang petugas senior yang terlihat tenang. Ia melemparkan tatapan tajam yang penuh penyelidikan. Ia seolah-olah menyadari bahwa Ayah dan Ibu bukanlah orang biasa, melainkan pejabat tinggi pemerintah. Ia dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi ramah dan mempersilahkan mereka untuk duduk.
Sebelum memulai pembicaraan, Ibu menanyakan kepada petugas apakah ada seorang gadis bernama Fenny. Petugas itu tersenyum dan memanggil Fenny untuk segera masuk. Suasana menjadi canggung. Fenny memperkenalkan dirinya kepada Ayah dan Ibu Petrus.
***
Petugas senior tidak mau membuang waktu. Ia langsung tegas dengan kedua orang tua Petrus. Ia menjelaskan bahwa anak mereka ditangkap karena berorasi melawan pemerintahan, meskipun tidak dengan berdemonstrasi. Anak tersebut sedang menyanyikan lagu pemberontakan yang sebenarnya tidak pantas dilakukan oleh seorang anak muda. Akibatnya, anak tersebut terpaksa ditahan atas alasan tersebut.
Ayah masih tidak memberikan tanggapan terhadap pendapat petugas senior itu. Ia masih mengamati gerak-gerik petugas tersebut, berhati-hati mencari langkah yang tepat untuk keluar dari situasi ini. Ia tidak ingin diketahui terlibat dengan kantor polisi karena hal itu dapat merusak reputasi baik yang telah dibangun selama ini. Di sisi lain, ia harus mencari cara untuk membebaskan anaknya dari penjara. Oleh karena itu, ia memilih untuk bertahan sambil mencoba menebak keinginan petugas tersebut.
Ibu, yang memahami sikap suaminya, terpaksa mengambil peran yang lebih aktif dalam bertanya. Meskipun anaknya sulit diatur, ia yakin bahwa anaknya hanyalah seorang mahasiswa biasa. Anak tersebut tidak terlibat dengan organisasi politik manapun dan tidak memiliki kaitan dengan kelompok kiri atau kanan yang bergerak di bawah tanah. Anak tersebut hanyalah seorang pemuda biasa yang bercita-cita menjadi musisi, tetapi mereka melarangnya karena memiliki rencana lain untuk masa depannya. Mungkin anak tersebut ingin menentang kehendak mereka dengan membuktikan bahwa ia bisa menjadi musisi tanpa bantuan orang tua. Itulah asumsi yang tepat menurut mereka.
Petugas senior terlihat tenang. Sejak tadi, ia telah memperhatikan gerak-gerik ayah dan kekhawatiran ibu yang berjuang mati-matian membela anaknya. Sementara itu, ada seorang gadis kecil yang tampak tenang, namun bisa ditebak bahwa gadis tersebut mengetahui kebenaran yang dapat membuktikan bahwa Petrus, anak dari seorang birokrat, memang melakukan tindakan yang menentang pemerintah.