Salah Duga

Jhon Merari Hutapea
Chapter #13

Menculik Pasien

Di sebuah warung kaki lima, dua orang bertubuh besar berdiri mengamati sekeliling. Satu orang bernama Anton Borneo, yang bertugas mencari dan mencatat informasi penting. Sedangkan satu orang lagi bernama Julius Medan, yang menjadi penentu keputusan. Ia merencanakan cara untuk memenuhi keinginan seorang Ajung Pribadi.

Anton sedang menyalakan rokok pocong, dan aroma harumnya masuk ke hidung rekannya. Tiba-tiba, Julius melemparkan pandangan tajam, seolah-olah meminta Anton untuk tidak berbuat bodoh. Bagaimana mungkin dia merokok ganja di tempat umum?

Anton mematikan rokoknya dengan kakinya, lalu menyimpan sisa batangnya di saku baju. "Informasi itu sudah ada di tangan kita. Jadi... mau kita eksekusi sekarang atau menunggu aba-aba dari bos Fenny?" tanya Anton sambil melirik ke sekeliling.

Julius membaca kembali buku catatannya. Dia perlahan mengolah informasi tersebut dan mencoba memperkirakan risiko yang mungkin terjadi. Petrus saat ini sedang tak sadar diri. Kepalanya masih terbalut perban. Mereka tidak bisa masuk ke rumah sakit tanpa mengundang kecurigaan. Mereka harus menyamar sebagai pegawai rumah sakit, mau tidak mau.

Anton tersenyum, seolah-olah memahami sikap tenang Julius. Sudah jelas bahwa dia telah memiliki sebuah rencana. "Jadi, mari kita laksanakan sekarang!"

Dengan mantap, Julius memasukkan buku catatannya ke dalam saku celananya. Sorot matanya penuh tekad dan hatinya berdegup kencang. "Ayo, kita tak berlama-lama lagi. Rencana besar dari bos Ajung harus segera kita wujudkan. Dan nasib keberhasilan rencana tersebut memang amat bergantung pada anak kecil itu."

Dalam keheningan yang menyelubungi langit malam, mereka mengambil napas dalam-dalam. Detak waktu terasa semakin cepat, seolah-olah mereka terjebak dalam keadaan yang tak bisa dihindari. Dalam satu langkah tegap, mereka melangkah maju, memasuki wilayah gelap yang menunggu di depan. Hanya dengan harapan dan rencana yang terbentang di hadapan mereka, mereka berani menghadapi segala risiko demi mencapai tujuan yang mulia.

***

Suasana petang yang sejuk menyelimuti Anton dan Julius saat mereka memasuki area pagar rumah sakit. Dengan hati-hati, mereka naik ke atas pagar yang tinggi, ingin mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi rumah sakit tersebut. Keduanya duduk dengan tenang, mengamati dengan seksama sekeliling mereka.

Sorot mata mereka saling beradu, menunjukkan rasa percaya dan kekompakan yang telah terjalin di antara mereka. Julius memberikan isyarat kepada Anton, memberitahukan rencana agar Anton turun lebih dulu. Setelah memastikan bahwa situasi aman, Anton dengan sigap meluncur ke bawah dan melintasi selasar belakang rumah sakit dengan cepat. Semua tampak seperti saat mereka tiba, keadaan yang terjaga dengan baik. Tak ada petugas keamanan yang berjaga, dan bahkan tidak ada perawat yang sibuk keluar masuk.

Lihat selengkapnya