Selepas JR memberi laporan kepada kepolisian, rasanya sudah tidak ada lagi urusan kami di gedung ini. Sekarang aku benar-benar ingin pulang ke rumah, dan membiarkan pikiranku tenang sejenak. Aku tahu masih banyak yang perlu dibahas bersama Kevin dan JR untuk menyelamatkan ibunya Ronal. Namun kami harus rehat lebih dulu. Ditinggal pergi empat teman dalam waktu yang dekat membuat mental kami berantakan.
Ketika aku ingin pulang, Dian menghampiriku. Aku tertegun saat pelukannya mendarat begitu saja di tubuh ini. Rasanya hangat, dan Dian memberiku ketenangan. Tidak ada sepatah kata pun yang dia ucapkan selain tangisan di pelukan ini. Kuurai rambut indah ini ke daun telinganya. Matanya yang berair pun tampak olehku.
“Terima kasih, Dian.”
Pada akhirnya Dian mengakhiri pelukan ini ketika ayah dan ibunya datang. Setelah memberi salam kepada keluarganya, aku pun pamit pulang.