Salmantha (Ketika Cinta Membuktikan Kebenarannya)

Muhammad Arkan
Chapter #1

Antha?

Kamu adalah manusia yang baru aku kenal tetapi terasa sangat begitu dekat, kamu juga langsung menolongku disaat aku sedang dikerjai oleh teman temanku. Apakah kamu salah satu tujuan dari miliaran tujuan hidupku, bersama,dan terikat...

***

'Mengapa harus masuk sekolah' kata kata itu selalu membuat dirinya enggan untuk masuk sekolah. Saat ini ia lagi sangat malas untuk belajar. Moodnya sedang tidak bagus.

Salma, dia sering disebut sebagai perebut laki orang oleh teman temannya. Hal itu terjadi karna paras cantiknya yang dapat membuat semua laki laki jatuh hati padanya. Bukan karna dirinya, tetapi para laki laki lah yang telah membuat para perempuan yang tadinya biasa biasa saja menjadi ingin sekali membully Salma.

"Eh eh.. liat deh tuh orang, cantik sih cantik ya tapi nggak usah sampe buat pacar pacar kita jadi tertarik kali sama dia!" Sinis Diyan.

"Yan, satu sekolah juga tau kali kalo lo nggak suka sama Salma, ya tapi jangan keterlaluan juga lah!" Sindir Elvira.

"Iya Yan, kan kasian dia kalo kita bully terus tiap hari" seru Alya.

"Eh kalian berdua tuh sahabat gue atau atasannya gue sih, pake ngatur ngatur gue segala, punya sahabat kok gini gini amat!" Kesal Diyan.

Diyan lebih memilih untuk pergi ke kelasnya dan hendak mengerjai Salma. Sejak tadi pagi, Diyan memang sudah menyiapkan beberapa ember berisi cat putih yang sudah ia rencanakan segalanya untuk menyiram Salma bersama dengan teman temannya. 

"Salma!" Teriak Rifa.

Salma menengok ke sumber suara. Didapatinya seorang perempuan yang sedang berlari lari ke arahnya.

"Eh Rifa, kenapa sih kok keliatannya buru buru banget manggil Salma?"

Nafas perempuan itu masih terengap engap akibat berlari lari. Diam untuk beberapa saat untuk memperbaiki nafasnya, dan menyampaikan apa yang ingin disampaikan kepada sahabatnya itu.

"Itu, tadi gue liat ada anak baru di depan sekolah kita, gue denger denger sih katanya dia bakalan sekelas sama lo!" Heboh Rifa yang mengarahkan jari telunjuknya ke arah depan sekolah.

Salma mengernyitkan keningnya, setau dirinya tidak ada murid baru yang baru masuk ke sekolah ini, hanya dirinyalah yang terakhir masuk ke sekolah ini pada saat pertengahan semester pertama.

"Ah masa sih, Rifa jangan bohongin Salma lagi deh, Salma tuh udah cape denger kebohongan Rifa tiap hari!"

"Nggak Sal, gue nggak bohong, lagi pula biasanya gue bohong untuk nolongin lo juga kok kalo si Diyan mau ngerjain lo!" Ucap Rifa yang nafasnya masih belum stabil.

"Yaudah ah, Salma mau masuk kelas dulu aja, dah Rifa!" Pamit Salma yang sudah meninggalkan sahabatnya begitu saja.

Salma dan Rifa memang sudah bersahabat sejak pertama Salma masuk sekolah. Mereka langsung akrab pada hari itu juga. Bukan hanya mereka berdua, ada perempuan yang bersahabat dengan mereka juga, Amanda.

Untuk kali pertamanya Salma masuk ke dalam kelas tanpa ditemani oleh Rifa. Biasanya, Rifa selalu jagain Salma sebelum masuk ke kelasnya, karna biasanya setiap Salma masuk kelas, pasti dirinya langsung dikerjai oleh Diyan dan teman temannya, tapi sekarang dia lebih memilih untuk masuk ke kelas sendiri tanpa dijaga oleh Rifa, karna dia merasa harus sudah bisa menjaga dirinya sendiri.

***

"Eh, pas banget nih si Salma nggak dijagain Sama Rifa.. gue itung mundur lo berdua langsung siram ya, tiga, dua, SATU!" Suruh Diyan yang menggerak gerakkan jarinya sebagai perintah hitungan.

Mereka dibuat bingung karna embernya merasa seperti ditahan oleh seseorang. 

Terkejut. Dilihatnya oleh mereka sesosok pria yang memakai seragam sekolah sembari menahan ember yang mereka pegang.

"Kalian apa apaan sih!" seru pria itu.

"Ihh... lo emangnya siapa, langsung nahan nahan aja!" kesal Diyan.

"Gue Antha, anak baru di sekolah ini"

Diyan terkejut saat mengetahui kalau pria itu adalah anak baru. Memelototkan matanya, dan kembali marah marah.

"Heh anak baru, lo nggak usah ikut campur sama urusan orang deh!" Ucap Diyan yang mengarahkan jari telunjuknya ke arah kepala pria itu

Pria itu menepis tangan Diyan dengan cukup kencang. 

Detik selanjutnya, datang seorang perempuan yang langsung menyambungkan masalah itu.

"Emang kenapa, lo mau gue aduin ke kepala sekolah biar lo dihukum lagi, lo sering dihukum kan sama Pak Anto gara gara kelakuan lo sendiri, dan lo udah dicap jelek sama satu sekolah gara kelakuan lo yang sering ngebully orang! " Ancam Rifa yang tiba tiba datang dan langsung membela Salma.

Raut wajah Diyan terlihat semakin memerah, ia sudah tak tahan lagi menahan amarahnya. Ingin sekali rasanya ia menampar pipi mulus milik Rifa, namun belum juga tangannya sampai di pipi empuk Rifa, tangannya sudah ditarik oleh anak baru yang mengesalkan tadi.

Lihat selengkapnya