Salmantha (Ketika Cinta Membuktikan Kebenarannya)

Muhammad Arkan
Chapter #8

Dua Kupon?

Takdir, hal itu adalah takdir yang mempertemukan kita. Walau dengan dua buah kupon.

***

Dari kemarin, Salma tidak bisa menghentikan tangisannya, ia sangat merasa bersalah dengan apa yang telah diperbuatnya kemarin. Walaupun saat ini suasana sekolah sangat ramai dan banyak orang yang gembira, tetapi beda dengan Salma, begitu juga dengan Rifa. Rifa masih sangat marah dengan Salma, tak biasanya Salma berbuat sejahil ini kepada dirinya, kemarin ia sudah mengucapkan bahwa dirinya dengan Salma bukanlah sahabat lagi, dia sama sekali tidak meragukan omongannya itu pada saat kemarin, bahkan sampai saat ini juga.

"Udah, jangan nangis terus Sal, acaranya udah mau dimulai nih!" 

"Gimana nggak nangis terus, Sahabat yang selalu jagain Salma aja jadi berkurang gara gara perbuatan Salma sendiri!" 

"Kan disini masih ada gue yang selalu jagain lo!" Ucap Amanda yang sejak tadi berusaha untuk menenangkan sahabatnya agar tidak terus menerus menangis.

"Tapi Salma kangen banget sama Rifa man!" Ucap Salma yang terus menerus menangis. Ia tidak peduli jika semua orang melihatinya dan beranggapan bahwa dirinya itu aneh.

"Sal Sal, tuh ketua panitianya udah naik ke atas panggung tuh, udah dong jangan nangis terus!" Pinta Amanda.

Perlahan Salma menggerakkan tangannya menuju daerah mata dan berusaha untuk menghapus air matanya.

"Tapi Amanda jangan ninggalin Salma juga ya, Salma takut nantinya Amanda bakalan ninggalin Salma kayak Rifa! Pinta Salma dengan suara isakannya sehabis nangis.

"Iya, asal lo nggak bikin gue kesel aja, yaudah yuk, kita dengerin aja dulu apa kata ketua panitia!" Ajak Amanda.

"Oke!" Balas Salma yang masih terisak akan tangisannya tadi.

Salma dan Amanda pergi dari tempat mereka berjualan untuk mendengarkan arahan yang akan diberikan oleh ketua panitia di atas panggung.

"Ya, jadi disini saya akan memberikan pengarahan untuk acara bazar tahun ini, tepuk tangannya dulu dong buat acara sekolah kita!" Pinta ketua panitia.

Semua orang yang menghadiri acara bazar yang dilakukan di sekolah bertepuk tangan dengan gembira, begitu juga dengan Salma dan Amanda.

"Jadi, saya disini akan memberikan kalian amplop yang berisi sebuah kupon yang bisa kalian pakai untuk membeli barang atau makanan di teman kalian, semuanya ngantri di bagian sini ya!" Perintah ketua panitia sambil mengarahkan tangannya ke tempat dimana semua siswa dan guru yang akan mengantri untuk mengambil kupon yang telah disediakan oleh panitia. "Bagi para guru dipersilahkan untuk mengantri di antrian sebelah semua siswa ya!" Tambah ketua panitia.

Semua siswa SMA Mawar langsung berjalan menuju tempat antrian yang telah disediakan oleh panitia. Begitu juga para guru yang mengantri tepat disebelah antrian para siswa. Para guru dan para siswa memang tempat antriannya dibedakan, karna mereka juga akan mendapatkan kupon yang berbeda.

"Yang udah ngambil jangan dibuka dulu ya!" Suruh ketua panitia.

Setelah semua guru dan murid mengambil amplop, mereka akan diberikan penutup mata yang digunakan untuk mengoper amplop yang telah mereka ambil tadi. Yang guru tetap akan dioperkan ke sesama guru, dan yang murid akan dioper ke sesama murid.

"Ya, jadi yang kalian pegang itu bukanlah amplop milik kalian!" Ucap ketua panitia.

Semua guru dan murid bingung dengan apa yang dimakasud oleh ketua panitia. "Maksudnya?" Respon semua guru dan murid dengan kompak.

Lihat selengkapnya