Ghina memandang wajah sahabat-sahabatnya itu satu-persatu, seperti ada yang ingin diutarakannya. "Teman-teman, aku mau membuat pengakuan", tiba-tiba Ghina berbicara, wajahnya tampak serius. Bofu dan yang lainnya saling pandang tidak mengerti. "Maksud kamu apa sayang?", tanya Akira bingung. Tiba-tiba, mata Ghina yang sebelumnya berwarna coklat, menjadi berwarna biru muda dan bersinar. "Aku akan jelaskan", katanya sambil sedikit menunduk. “jelaskan apa?”, tanya Bofu tidak mengerti.
"Begini, pertama aku harap kalian bisa mengerti penjelasanku. Sebenarnya, aku bisa melihat potongan masa lalu atau masa depan. Kadang sedikit, kadang banyak, kadang dekat, kadang jauh, maksudnya jauh adalah masa yang lama sekali dari sekarang. Aku adalah orang dengan bakat fortune teller, penyihir Fortuna", Ghina berhenti sebentar menatap ketiga temannya yang menunggu penjelasan darinya.
"Apa? Jadi selama ini kamu bukan meramal menggunakan kartu, tapi sebenarnya kau memang bisa melihat masa depan?", Akira terkejut akan pengakuan Ghina.
"Benar. Aku, Ghina Atraides, adalah keturunan dari Simon Atraides yang hidup tiga ratus tahun yang lalu. Akira, sebenarnya, pertemuan kita sudah ditakdirkan. Kau adalah keturunan dari Classifian, salah satu penyihir besar di zamannya. Simon dan Classifian adalah 2 penyihir legendaris pada masa itu. Mereka berdua menyegel monster alien raksasa yang menyerang bumi pada saat itu."
"Saat ini, kita diserang oleh alien. Ini adalah serangan balas dendam atas apa yang terjadi di masa lalu. Segel 300 tahun tersebut akan hancur dalam beberapa hari, dan monster raksasa di dalamnya akan mengamuk. Kita harus bisa menghentikannya. Itulah yang diberitakan kepadaku". tutur Ghina.
Akira hanya melongo. Ia paham apa yang diucapkan Ghina, karena ia juga senang dengan kartun atau komik fiksi. Tapi, ia tidak tahu kalau itu semua bisa jadi nyata. Bahkan, ia mengemban tugas untuk mengalahkan monster raksasa karena ia adalah keturunan Clasifian. Siapa Clasifian saja ia tidak tahu.
“Tapi, kalau tiga ratus tahun yang lalu ada penyerangan alien, kenapa kita semua tidak ada yang tahu?”, tanya Akira. “Apa kau tahu, Akira? 300 tahun yang lalu, tepatnya di bulan September 1752, ada sebelas hari dalam kalender yang menghilang?”, kata Ghina sambil menatap Akira kekasihnya itu. “pada saat itu, tanggal 3 sampai 13 September dihapuskan dari kalender. Menurut sejarah, para astronom menemukan kesalahan perhitungan kalender masehi, yaitu memiliki kelebihan 10 hari antara 325 M dan 1582 M. Tapi, yang sebenarnya adalah monster raksasa yang menyerang bumi. Clasifian dan Simon menggunakan kekuatan sihir mereka untuk menghapus ingatan orang-orang tentang kejadian tersebut.”, jelas Ghina.
Akira masih tidak bisa menahan keterkejutannya. Wajahnya masih tampak kaget. Berbeda dengan Akira, Bofu hanya tersenyum kecil. Sejak dulu ia memang terkenal akan ke-chunibyo-nya. Mendengar hal ini, ia malah bersemangat. Sedangkan Meylin, ia menutup wajahnya dengan tangannya dan berteriak pelan tertahan sambil menghela nafas.
"Aku rasa, kalian berdua juga punya rahasia, Meylin, Bofu ?", tanya Ghina.