Tak terasa, 3 hari sudah berlalu.
Bofu dan Meylin sedang bersiap-siap untuk berlatih kembali dengan melawan minotaur. "Sepertinya ini latihan terakhir. Kita sudah tidak ada waktu lagi", kata Bofu. "Ya, aku rasa sekarang aku sudah tahu bagaimana cara minotaur bertarung, dan juga cara untuk mengalahkannya", kata Meylin. "Ya, aku juga", kata Bofu, "ayo kita lakukan".
Minotaur itu mulai bergerak menyerang. Dengan gesit, Bofu menghindar. "rasakan ini, lightening claw!", kata Bofu. Dari cakar Bofu yang menyentuh armor minotaur, keluar aliran listrik yang sangat kuat. "Graaaaaa....", aliran listriknya cukup kuat untuk membuat minotaur itu sampai merasa kesakitan. "Ternyata selama 3 hari ini dia diam-diam mengupgrade tangannya sendiri", ucap ayah Bofu yang melihatnya dari ruang kontrol sambil tersenyum. "Mundurlah! Sekarang giliranku", kata Meylin. Bofu pun melompat mundur. Ia sudah cukup puas dengan serangan listriknya tadi. "Rasakan ini, poison mist!", kata Meylin sambil melemparkan bom racun berbentuk bola ke minotaur. Rupanya Meylin menyuruh Bofu mundur agar Bofu tidak terkena efek dari bom racunnya tersebut. Minotaur itu terdiam terkena bom racun Meylin, kemudian tiba-tiba roboh. "Bom ini cuma bom obat tidur, jadi kau tidak perlu khawatir aku merusak mainanmu, pak tua", kata Meylin sambil melihat ke kamera cctv disitu. Ayah Bofu yang memperhatikan mereka dari ruang kontrol lewat cctv hanya tertawa terkekeh-kekeh. "Ya.. ya.. aku tak peduli. Kau hancurkan pun, aku akan menyusunnya lagi seperti potongan puzzle", kata ayah Bofu.
"Wah sepertinya kalian berhasil mengalahkan minotaur itu", Ghina tiba-tiba muncul diikuti oleh Zeta dan Zita. "Hooo, Ghina, bagaimana hasil latihanmu?", tanya Bofu. "Lumayan, sekarang aku sudah mengusai beberapa jurus pedang", jawab Ghina. "Kalau begitu ayo kita berkumpul di rumah Kira", kata Meylin.
"Hoho, sebelum pergi, ada hadiah untuk kalian", kata ayah Bofu yang ternyata sudah ada di belakang mereka sedari tadi. "Hadiah?", tanya Bofu. "Ya. Ini, adalah tangan versi upgrade terbaru, cakarnya sekarang lebih tajam dan bisa dialiri hawa panas", kata ayah Bofu sambil menyerahkan sebuah tas serut seukuran kotak sepatu kepada Bofu. "Dan ini untuk Meylin, katana yang juga bisa dialiri hawa panas", ujar ayah Bofu sambil menyerahkan sebilah katana kepada Meylin. Besi yang dialiri hawa panas tentu akan menjadi lebih kuat untuk memotong sesuatu. "Terimakasih, ayah", sahut Bofu. "Ya, berhati-hatilah. Aku juga akan menyiapkan pasukan robot tempurku", kata ayah Bofu. Mereka lalu berpamitan pada ayah Bofu dan kemudian pergi menuju rumah Akira.
Akira menjumpai orangtuanya di ruang keluarga. "Papah, ada 1 hal yang aku belum tahu, dimanakah pintu besi tempat monster raksasa itu disegel?", tanya Akira. "Kau tahu tempat penyimpanan senjata pusaka di alun-alun kota, Kira?", tanya ayahnya. "Pintu besi itu dikubur di bawah bangunan tempat penyimpanan senjata pusaka tersebut", kata ayah Akira. "Ohh, disitu", kata Akira. "Hmm, sepertinya teman-temanku sudah datang", kata Akira lagi. Ia bisa merasakan kehadiran teman-temannya yang sudah berada di depan rumahnya. Mereka lalu pergi ke halaman rumah.
"Hai teman-teman, kalian sudah siap?", tanya Akira. "Ya. Ayo kita bergegas. Ghina sudah memberi tahu kami lokasi si monster", kata Bofu. "Berhati-hatilah nak. Ayah juga akan mempersiapkan armada tempur ayah", kata ayah Akira. Mereka kemudian berpamitan pada ayah dan ibu Akira, kemudian pergi ke alun-alun kota dengan mobil Bofu.
Di dalam mobil. "Wah sepertinya mobilmu juga sudah upgrade nih", kata Akira. "Yoi dong. Sekarang ini mobil tempur, kan mau perang", kata Bofu. Interior dalam mobil Bofu benar-benar futuristic, seperti interior mobil jagoan di film-film. "Ngomong-ngomong, bagaimana kita akan menghadapi perang ini? Baru kali ini aku berperang", kata Meylin sedikit bimbang. Ada keraguan dan ketakutan di hatinya. "Kita semua sama kaliii, emang siapa diantara kita yang pernah berperang? Paling Zeta dan Zita doank", kata Bofu. "Yang penting kita hadapi saja musuh semampu kita. Aku yakin kita berhasil", kata Ghina. Meskipun ia belum bisa melihat akhir dari perang ini, tapi ia berharap banyak agar semuanya selamat.