Sama Dengan

Muhammad Alfi Rahman
Chapter #1

Kabut Tebal

Rena berjalan di sebuah hutan. Wajahnya bingung dan melihati sekitar dengan hati yang gemetar. Langkah kakinya tak menapak kuat, ia takut dan tak percaya diri untuk datang kesini. Saat ia perhatikan hutan yang sangat lebat didepannya, ia mencoba untuk menghentikan langkahnya segera. Tapi entah mengapa, kakinya tetap saja berjalan kesana.

Kakinya bergerak sendiri, seperti ada yang menggerakkannya dari jauh. Rena bingung dengan apa yang terjadi. Wajahnya terlihat muram dengan mata yang menahan tangis. Dalam hati ia berdoa, supaya ia bisa cepat pulang kembali duduk diatas kasur di dalam kamarnya yang hangat. Ia tak tahu ini kelakukan siapa dan mengapa ia bisa menjadi seperti ini.

Kaki Rena akhirnya berhenti sendiri ditengah hutan yang gelap. Ia perhatikan kanan dan kiri, hanya ada lebatnya dedaunan di kanan dan kirinya. Dengan itu juga, ia berusaha berlari untuk sebisa mungkin keluar dari hutan. Sebisa dirinya, sekuat dirinya, ia berlari terus menerus dari hutan. Ia merasa hutan sangat kecil dan ia bisa segera menemukan kehidupan diluar sana. Sayangnya ia tak tahu, hutan ini sangat luas dan ia berlari ke arah yang tidak ia ketahui.

Rena tetap saja berlari dan berdoa, semoga ia bisa segera sampai di kamarnya yang hangat.

Awalnya, Rena tak sendiri disini. Ia datang bersama pacarnya bernama Wage. Mereka berdua sedang mendaki gunung. Sekarang, entah kemana perginya Wage, ia sudah menghilang sejak tadi. Dalam pandangan Rena saat didepan tenda tadi, Wage yang tengah berdiri ditengah-tengah savana, tiba-tiba menghilang ditengah kabut yang pekat.

Rena yang melihat hilangnya Wage dari dalam tenda, langsung berlari mencari Wage yang menghilang entah kemana. Kabut yang tiba-tiba datang itu, juga tiba-tiba pergi membawa Wage. Saat sampai Rena ditengah savana, tidak ada tanda-tanda Wage disana. Hanya ada goyangan rumput ilalang yang menyisir di pucuk-pucuknya.

Rena memandangi sekitar, ia pandangi tebing-tebing berbatu yang ada disekitar savana. Ia pandangi sisi timur, sisi barat, sisi utara dan sisi selatan. Saat pandangannya yang kecil itu sampai di sisi selatan, dengan jelas ia melihat Wage sedang berlari kearah sana. Rena berteriak sekencang-kencangnya pada Wage. Tapi sepertinya, Wage tidak mendengarnya dan tetap saja berlari ke selatan.

Lihat selengkapnya