Hujan tiba-tiba turun dan Rena masih berjalan diantara kabut yang semakin tebal ini. Tangannya gemetar dan tubuhnya mulai memucat. Tangannya mulai berkeriput dan angin gunung menerbangkan kabut dengan cepat dan mendatangkan air yang sangat banyak dari angkasa sana. Rena sendiri melihati sekitar dan berharap ada sesuatu di sekitarnya yang bisa digunakannya untuk sekedar berteduh dari hujan.
Pandangannya mendongak ke atas, tapi ia tak begitu nampak apapun. Kabut masih terlalu tebal dan Rena masih belum mengerti dimana dia sebenarnya sekarang. Dalam pikirannya sekarang, mungkin Wage benar-benar dalam kesusahan, tapi ia tak bisa menolongnya. Entah dimana Wage sekarang berada. Mungkin ia berada di puncak gunung dan dijadikan persembahan bagi penjaga gunung ini.
Tapi menurutnya itu tidak mungkin, karena Rena tidak percaya dengan hal mistis seperti itu. Rena percaya dengan hal mistis, tapi ia tidak percaya jika hal mistis seperti itu bisa membawa manusia pergi ke alam lain. Rena tiba-tiba ingat beberapa orang pernah membicarakan gerbang gaib disini, tapi pikirnya itu tidak mungkin. Karena ia benar-benar tidak percaya dengan hal-hal seperti itu.
Rena tetap saja menekuk lututnya dan berjalan mendaki disekitaran gunung ini. Jalanan yang menanjak dengan cuaca yang buruk, membuat udara menjadi sangat dingin. Setiap nafas yang dikeluarkannya selalu mengeluarkan kabut dari mulutnya. Ini benar-benar sangat dingin dan ia tak tahu dimana tepatnya sekarang berada. Ia sendiri juga tidak memikirkan dimana ia sekarang sedang berada.
Baginya yang terpenting sekarang adalah Wage bisa ditemukan dulu. Entah bagaimanapun caranya, Rena berpikir bahwa ia harus menemukan Wage. Laki-laki yang membuatnya berjibaku penuh mendaki jalanan yang berlumpur dan sangat dingin ini. Saat kabut mulai hilang dan ia melihat tebing yang sangat tinggi didepannya, ia sendiri tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Terbersit pikiran untuk kembali ke savana dan meminta bantuan warga desa. Tapi yang memenuhi pikirannya sekarang adalah, Wage akan hilang masuk kedalam gerbang gaib secepatnya.
Bukannya kembali dan mencari bantuan, Rena memilih jalan memutar melewati tebing batu setinggi 20 meter itu untuk mencari celah jalan keatas. Rena tidak pernah memiliki pengalaman panjat tebing, satu hal yang cukup membahayakan baginya. Ia sendiri sebenarnya cukup takut jika harus mendaki tebing yang tinggi ini karena ia sendiri pernah mendengar cerita tentang orang yang hilang saat naik gunung.