Sama Dengan

Muhammad Alfi Rahman
Chapter #7

Hilang

Besoknya, Wage pergi ke Malang. Ia memang melihat ada sesuatu yang tidak beres dalam diri Han saat itu juga. Pagi hari setelah sholat subuh, Wage pergi ke Malang dengan motornya. Ia tabrak hempasan angin dingin dan berangkat ke Malang bersama dengan tukang sayur yang pulang dari pasar. Wage tetap berjalan sambil menghempas angin dingin dari jaketnya.

Dalam perjalanan yang jauh ini, Wage terus-terusan kepikiran bagaimana dengan kabar Rena. Saat perbincangan kemarin hari, ia melihat Rena memang punya rasa cinta pada Foa. Ia tak menampik itu, Wage bisa menilainya dari Intonasi dan nada bicara dari Rena. Dalam pikiran Wage, mungkin inilah memang titik terendah dalam hubungannya dengan Rena.

Wage belum berpikir untuk menikah. Wage juga belum berpikir jika dia bisa segera menikahi Rena sekarang ini. Posisinya hanyalah orang biasa dan penghasilannya kalah jauh jika dibandingkan Foa. Wage tahu siapa itu Foa, hampir semua orang juga tahu siapa itu Foa. Foa adalah kakak kelas Wage yang memang terkenal dengan kekayaannya.

Saat SMA, tidak ada murid yang datang ke sekolahan dengan mengendarai mobil kecuali Foa. Tubuhnya tampan, kulitnya putih kemerah-merahan. Banyak sekali perempuan yang membicarakannya. Ia tahu persis siapa Foa dan bagaimana sepak terjangnya. Pergi kuliah ke Australia tanpa beasiswa, tentu perlu uang yang sangat banyak dan Foa tidak menganggap itu sebagai masalah.

Foa tidak pernah dekat dengan perempuan. Setahu Wage, Foa memang tidak pernah dekat perempuan manapun. Dengan itu, Wage sendiri tahu kalau Foa memang laki-laki yang setia. Dalam hati, Wage juga berpikir, mungkin Rena akan lebih baik jika berpisah dengannya. Meskipun hubungan mereka baik-baik saja, tapi anggapan Wage itu datang ketika Foa muncul tiba-tiba diantara mereka.

Wage berpikir, tidak perlu membicarakan hati. Hati itu mudah terbolak-balik dan tidak bisa dibuat pegangan. Wage menganggap, apa yang ada dalam hati bisa berubah, termasuk hatinya Rena. Mungkin jika ia putus dengan Wage, Rena mungkin akan sedih tidak berujung. Tapi Wage yakin, lambat laun Rena bisa memulai hidupnya pelan-pelan bersama dengan Foa.

Tidak ada rasa sedih di dalam hati Wage saat membayangkan itu terjadi. Dalam pikiran Wage, mencintai seorang perempuan itu bukan hanya mencintai dirinya sendiri. Tapi juga mencintai keluarganya, mencintai adik-adiknya, serta mencintai semua yang menjadi cita-citanya. Wage hanya berpikir, mungkin memutuskan hubungan dengan Rena adalah pilihan yang terbaik untuk semuanya.

Lihat selengkapnya